IHSG akan ditopang data-data domestik yang relatif solid
Wall Street melemah di Jumat (31/1) mengantisipasi penerapan kebijakan tarif baru kepada sejumlah mitra dagang AS pada 1 Februari 2025.
Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia tumbuh hingga 33.3% yoy di 4Q24, jauh lebih tinggi dari realisasi 3Q24 di 18.60% yoy.
Realisasi tersebut mengindikasikan optimisme investor terhadap 100 hari Prabowo-Gibran dan memvalidasi kondisi positif indikator-indikator makro lain di Desember 2024.
Inflasi total diperkirakan naik ke 1.88% yoy di Januari 2025 dari 1.57% yoy di Desember 2024, memperkuat keyakinan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik di Desember 2024 masih akan berlanjut sampai dengan 1Q25.
IHSG berpotensi fluktuatif di awal pekan, sebelum kembali ke minor bullish trend dengan resistance terdekat di 7150-7200 pada pekan ini.
Top picks : ESSA, INKP, INDF, ELSA, SRTG dan BTPS.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
Valdy K.
- Disclaimer On -
Baca Laporan
Pasar antisipasi data ekonomi dan kinerja keuangan
Mayoritas indeks di Wall Street catatkan rebound pada perdagangan Kamis (30/1).
Presiden AS, Donald Trump mengumumkan rencana implementasi tarif impor atas produk dari Kanada dan Mexico sebesar 25% apabila keduanya tidak menghentikan ekspor fetynol ke AS.
ECB pangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps ke 2.75% di Kamis (30/1).
Inflasi di Euro Area kemungkinan turun signifikan di Januari 2024 menyusul pullback signifikan harga minyak dan gas di akhir Januari 2024.
Keputusan ECB tersebut dinilai turut menjustifikasi keputusan RDG BI untuk memangkas sukubunga acuan.
Akan tetapi, kebijakan ini berpotensi memicu penguatan USD Index yang berdampak negatif pada nilai tukar Rupiah dalam jangka pendek.
BBRI dan BMRI termasuk yang dijadwalkan rilis kinerja keuangan di sisa pekan ini sampai dengan pekan depan.
Perhatikan pivot area 7050-7075 di perdagangan Jumat (31/1).
Top picks (31/1) : LSIP, TAPG, SCMA, EMTK, dan MAPI.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
Valdy K.
- Disclaimer On -
Baca Laporan
IHSG diperkirakan fluktuatif pasca libur panjang
>Indeks-indeks Wall Street masih cenderung lanjutkan pelemahannya di Rabu (29/1).
>Pemerintah AS berencana membatasi penjualan chip ke Tiongkok menyusul peluncuran AI Model oleh perusahaan asal Tiongkok, DeepSeek di awal pekan ini.
>FOMC berikutnya di Maret 2025. Dengan demikian, data-data ekonomi, khususnya inflasi dan sektor tenaga kerja akan menentukan keputusan sukubunga acuan dalam FOMC tersebut.
>OPEC+ berencana meningkatkan supply dalam pertemuan pada 3 Februari 2025.
>Harga minyak diperkirakan semakin tertekan.
Kondisi ini diyakini memperlebar ruang the Fed dalam memangkas sukubunga acuan dalam FOMC terdekat berikutnya di Maret 2025, atau setidaknya merubah pandangan hawkish the Fed.
>IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah ke kisaran 7130-7150 di Kamis (30/1).
>Top picks (30/1) : PWON, BSDE, ANTM, CTRA, ICBP, TAPG.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
Valdy K.
- Disclaimer On -
Baca Laporan
Indonesia Money Supply December 2024
Money M2: 4.4% YoY
Money M1: 5.8% YoY
Loan Growth: 10.4% YoY
Broad money supply (M2) growth slowed to 4.4% YoY, reaching IDR 9,211 trillion in December 2024, down from 6.5% YoY in November 2024. By component, M2 money development was driven by narrow money (M1) growth of 5.8% YoY and quasi-money growth of 0.3% YoY in December 2024. M2 money supply growth was supported by M1 money supply growth of 56.7%, consisting of currency growth outside commercial banks rural banks and rupiah demand deposits comprising electronic money and rupiah savings. M2 money supply growth has experienced a decline over the past year, contributing to the downward inflation trend.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan
“BBCA : Inline with our estimated, changed to Buy”
BBCA's interest income grew 8.6% YoY to IDR95 trillion in FY24. This growth was in line with the development of Net Interest Income to IDR82.5 trillion (+12.7% yoY or 1.4% QoQ)
Consistent growth in credit distribution in the last five years. BBCA recorded credit growth of 13.8% YoY in FY24.
Increased third-party funds (TPF) also accompanied this credit growth. BBCA's TPF grew 2.9% YoY to IDR1.134 trillion in FY24, with the Current Account Saving Account (CASA) growing 4.4% YoY.
BBCA’s gross Non-Performing Loan (NPL) decreased to 1.8% (10 bps YoY; 30 bps QoQ) in FY24.
Thus, with the current price and performance of BBCA shares, we change BBCA's rating to buy by maintaining the fair value from the previous Company Update at 11,600, so the potential upside becomes 20.83%.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan