“CPIN : Biaya Operasional Menekan Laba Bersih CPIN di 9M24”
09 Des 2024
CPIN mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 5.5% YoY menjadi Rp49.7 triliun di 9M24 (76% dari FY24F Kami). Pertumbuhan penjualan tersebut didorong oleh penjualan segmen Processed Chicken yang tumbuh 23.96% YoY menjadi Rp9 triliun di 9M24 (vs. Rp7.27 triliun di 9M23) dan segmen Day-old Chicken (DOC) tumbuh 21.45% YoY menjadi Rp1.7 triliun di 9M24 (vs. Rp1.4 triliun di 9M23).
Operating Profit terbesar CPIN di 9M24 dikontribusi oleh segmen Feed. Meskipun mengalami penurunan penjualan di 9M24, segmen Feed masih menjadi kontributor terbesar pada operating profit CPIN di 9M24 yakni sebesar Rp2.77 triliun. Sementara segmen Processed Chicken mengalami kerugian operasional sebesar Rp169.98 miliar di 9M24 meskipun secara penjualan mengalami pertumbuhan signifikan sehingga CPIN perlu melakukan efisiensi biaya operasional, terutama biaya promosi dan iklan untuk menjaga kinerja kedepan.
Laba bersih CPIN turun 10.78% YoY menjadi Rp2.38 triliun di 9M24 (vs. Rp2.67 trilun di 9M23). Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional CPIN menjadi Rp3.18 triliun di 9M24 (vs. Rp2.89 triliun di 9M23). Namun, perolehan laba bersih CPIN di 9M24 masih sesuai dengan estimasi kami karena setara dengan 77% dari laba bersih FY24F kami.
Kami mempertahankan peringkat Buy untuk CPIN dengan potensi kenaikan 11.42%. Hal ini seiring dengan pertumbuhan penjualan serta perolehan laba bersih CPIN yang masih sesuai dengan estimasi FY24F kami.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan
“JPFA : Kinerja Keuangan 9M24 Sesuai dengan Estimasi FY24F Kami”
09 Des 2024
Penjualan JPFA tumbuh 9.3% YoY menjadi Rp41.28 triliun di 9M24 (75% dari FY24F kami). Pertumbuhan tersebut seiring dengan pertumbuhan signifikan penjualan segmen Poultry Breeding sebesar 33.49% YoY menjadi Rp2.39 triliun diikuti oleh pertumbuhan penjualan segmen Animal Feeds sebesar 9.89% YoY menjadi Rp11 triliun.
Laba bersih JPFA tumbuh 125.8% YoY menjadi Rp2.2 triliun di 9M24 (vs. Rp2.6 triliun FY24F kami). Perolehan laba bersih tersebut seiring dengan pertumbuhan penjualan di 9M24 serta di dorong oleh kinerja Non-Operasional.
JPFA mencatatkan profitabilitas yang lebih baik di 9M24. Gross Profit Margin tercatat di level 20.94% (vs. 17.42% di 9M23), Operating Profit Margin tercatat naik menjadi 8.83% (vs. 5.29% di 9M23), serta Net Profit Margin naik menjadi 5.44% (vs. 2.63% di 9M23).
Menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan Required Return sebesar 9.85% serta Terminal Growth 4.01%, kami memperkirakan nilai wajar JPFA di Rp1,990 per saham (Expected PE di 6.31x dan EV/EBITDA di 4.88x pada FY24). Sehingga, Kami mempertahankan peringkat Buy untuk JPFA dengan potensi kenaikan 19.49%.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan
“TOWR : Strategi Baru untuk Perbaikan Neraca Keuangan dan Modal Kerja”
09 Des 2024
Demi Stabilitas dan Pertumbuhan Jangka Panjang
Melalui keterbukaan informasi yang sampaikan perseroan, TOWR mengumumkan akan melaksanakan penerbitan saham baru dalam waktu dekat. Nantinya perseroan akan menerbitkan saham baru sejumlah 5 milyar lembar saham dengan pelaksanaan sebesar 900/lembar saham. Target dana yang terkumpul dari right issue sebesar Rp4.5 triliun. Dengan dana hasil right issue yang telah terkumpul perseroan akan menggunakan pada pembayaran pinjaman serta modal kerja Protelindo selaku anak usaha TOWR. Namun aksi korporasi ini masih menunggu keputusan para pemegang saham yang baru akan memutuskan dalam RUPSLB yang akan berlangsung pada Jumat 25 Oktober 2024.
Opsi Pembayaran Utang TOWR dalam Pertimbangan
Pandangan kami, TOWR akan meraih seluruh dana hasil dari aksi right issue yang dilakukan sebesar Rp4.5 triliun. Berdasarkan poin pertama yang telah dipaparkan, dana dari rights issue tersebut akan digunakan untuk pembayaran utang dan modal kerja. Jika diasumsikan perseroan menggunakan seluruh dana untuk restrukturisasi utang, hal ini akan menyehatkan kondisi keuangan perseroan. Kami memperbarui valuasi kami dengan memperkirakan Net Debt TOWR akan mencapai Rp51.19 triliun pada akhir 2024 (NGR : 2.79x ; Net Debt / EBITDA : 4.91x), NET Debt membengkak dari perkiraaan kami sebelumnya yang hanya mencapai Rp48.87 triliun (NGR : 2.66x ; Net Debt / EBITDA : 4.69x) hal ini disebabkan oleh akuisisi IBST yang dilakukan perseroan pada 2Q24. Namun Dengan adanya penambahan modal yang diasumsikan digunakan untuk pembayaran utang, hal ini akan memperbaiki posisi neraca TOWR. Kami memperkirakan jika transaksi ini terjadi net debt untuk tahun 2025 akan mencapai Rp46.70 triliun (NGR : 2.04X ; Net Debt / EBITDA : 4.48x).
Kami Merubah Rekomendasi Kami Dari BUY To HOLD
Kami memperbarui report kami dengan merubah rekomendasi dari BUY to HOLD untuk TOWR dengan potensi kenaikan yang lebih rendah dari report kami sebelumnya (report sebelumnya) sebesar 5.23% atau Rp860per saham. Saat ini, kami masih menunggu hasil keputusan RUPSLB dan prospektus pengunaan dana right issue tersebut sebelum melakukan penyesuaian kembali terhadap valuasi. Setelah RUPSLB telah dilaksanakan, kami akan melakukan penyesuaian terhadap valuasi tersebut.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan