BI Cuts Rates Amidst Global Uncertainty, Targeting Economic Growth

16 Jan 2025
BI 7-day Repo Rate: 5.75% Deposit Facility: 5.00% Lending Facility: 6.50% The Bank of Indonesia (BI) Board of Governors meeting cut the interest rate by 25 bps to 5.75%, with the Deposit Facility rate at 5.00% and the Lending Facility rate at 6.50% on January 15, 2025. This move aims to support Indonesia's economic growth target. Additionally, it ensures inflation remains within the 2.5±1% target for 2025 and 2026. BI also focuses on maintaining pro-market stability for the Rupiah exchange rate through open market operations in the Spot market, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), and Government Securities (SBN) in the secondary market. The interest rate reduction was influenced by global factors, including decreased uncertainty in Trump administration policies, namely a 7.7% fiscal deficit, and anticipation of the impact of rising US Treasury Yield (UST) 10-year rates. BI also forecasts only one cut rate 25 bps in the Fed Fund Rate (FFR) in 2025, affecting the Dollar Index (DXY) movement. In domestic factor, recent data shows Indonesia's inflation rate is lower than BI's target. Furthermore, BI considers the exchange rate relatively stable and aligned with Indonesia's economic fundamentals. Lastly, BI projects lower economic growth for Indonesia in 2025 than previously estimated. By PHINTRACO SEKURITAS | Research - Disclaimer On -
Baca Laporan

Indonesia’s Trade Surplus Continues, But Faces Headwinds

16 Jan 2025
Balance of Trade: US$ 2.24 billion Export: US$ 23.46 billion Import: US$ 21.22 billion Indonesia's trade balance surplus decreased by 48.74% MoM to US$2.24 billion in December 2024 (Figure 1). Nevertheless, this continues the surplus trend that has persisted for 56 consecutive months since May 2020. The decline in Indonesia's trade balance surplus was due to a decrease in the non-oil and gas surplus to US$4.00 billion in December 2024 from US$5.62 billion in November 2024 (-28.8% MoM). Export performance was supported by significant export commodities of natural resources such as coal, palm oil, its derivatives, and iron and steel. Meanwhile, the oil and gas balance showed an increase in deficit to US$1.76 billion in December 2024 from a deficit of US$1.26 billion in November 2024. This was caused by the rise in domestic oil and gas demand volume, leading to higher imports of crude oil products (27.5% MoM) and an increase in the average price of oil and gas imports (0.6% MoM). By PHINTRACO SEKURITAS | Research - Disclaimer On -
Baca Laporan

Mengenal Istilah IPO & Mengapa Perusahaan Melakukan IPO

16 Jan 2025
Mengenal Istilah IPO & Mengapa Perusahaan Melakukan IPO Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang melakukan aksi korporasi untuk mendapat penambahan modal dengan cara listing di Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disebut dengan IPO (Initial Public Offering). IPO menjadi salah satu cara efektif perusahaan untuk mendapatkan dana segar dari investor tanpa perlu mendapatkan pendanaan dari perbankan. Umumnya perusahaan melakukan aksi korporasi IPO untuk membiayai bisnis perusahaan seperti ekspansi usaha. Supaya Sobat Profits lebih paham tentang IPO, yuk Sobat Profits dapat membaca artikel ini sampai selesai. A. Apa Itu IPO? Initial Public Offering merupakan proses penawaran saham perusahaan secara perdana di Bursa Efek Indonesia. Ketika perusahaan sudah listing di Bursa Efek Indonesia, status nama perusahaan akan berubah menjadi Perusahaan Terbuka atau Tbk. B. Mengapa Perusahaan Melakukan IPO?
1. Mendapatkan Dana Dari Masyarakat (Investor) Tujuan perusahaan melakukan IPO salah satunya untuk mendapatkan dana atau suntikan modal dari masyarakat dengan cara menjual saham perusahaan kepada masyarakat (investor) selain perusahaan mendapatkan dana dari perbankan dalam bentuk pinjaman. Dana ini nantinya akan digunakan perusahaan untuk kepentingan bisnis seperti ekspansi, biaya operasional perusahaan, membayar hutang, dll. 2. Meningkatkan Nilai Perusahaan Perusahaan yang melakukan IPO pastinya akan menaikkan nilai perusahaan, karena dari segi kapitalisasi pasarnya jauh lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak melantai di Bursa Efek Indonesia. 3. Meningkatkan Citra Perusahaan Citra perusahaan saat melantai di Bursa Efek Indonesia akan meningkat, karena perusahaan akan menjadi perusahaan yang terbuka untuk publik dalam hal penyampaian laporan keuangan, aksi korporasi, pembagian dividen, dll. Apalagi jika perusahaan banyak melakukan kegiatan yang banyak memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan. 4. Meningkatkan Kepatuhan Perusahaan Perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia pastinya akan dipantau oleh banyak pihak diantaranya investor dan media. Maka dari itu perusahaan akan lebih sangat patuh dalam hal penyampaian laporan keuangan, laporan keterbukaan informasi, membayar kewajiban pajak, good corporate governance, dll.
  By Phintraco Sekuritas | Education “Personal Touch For Your Investment Journey”
  • Disclaimer On
Penulis : Riska Novi Cahyani
Baca Laporan

IHSG peluang uji resistance 7100-7130

16 Jan 2025
Indeks-indeks utama Wall Street menguat lebih dari 1% di Rabu (15/1). Realisasi inflasi inti AS berada di 3.2% yoy di Desember 2024, lebih rendah dari perkiraan di 3.3% yoy. Sebelumnya inflasi produsen AS juga catatkan realisasi yang lebih rendah dari perkiraan di Desember 2024. Kondisi ini membangun keyakinan bahwa the Fed masih berpeluang memangkas sukubunga acuan lebih dari 2 kali di 2025. Inggris mencatatkan inflasi total di 2.5% yoy di Desember 2024, dibanding perkiraan di 2.6% yoy. Harga minyak dan gas naik lebih dari 3% pada perdagangan Rabu (15/1) disebabkan oleh penurunan U.S. Crude Oil Inventories sebesar 1.9 juta barel. IHSG berpeluang uji resistance 7100-7130 di Kamis (16/1). Penguatan Rabu (15/1) ditopang oleh technical rebound signifikan pada saham-saham bank berkapitalisasi besar dan penguatan-penguatan saham rate-sensitive lainnya, terutama properti. Kondisi ini merespon pemangkasan sukubunga acuan sebesar 25 bps oleh BI (15/1). Top picks (16/1) : BMRI, BBRI, BBNI, BBCA, CTRA dan BSDE. By PHINTRACO SEKURITAS | Research Valdy K. - Disclaimer On -
Baca Laporan

IHSG berpeluang bottoming pada kisaran 6900-6950

15 Jan 2025
DJIA (+0.52%) lanjutkan penguatan di Selasa (14/1). Penguatan ini dipengaruhi oleh realisasi Producer Price Index (PPI) sebesar 3.3% yoy di Desember 2024, lebih rendah dari perkiraan di 3.5% yoy. Sayangnya, CPI diperkirakan meningkat 20 bps mom ke 2.9% yoy di Desember 2024. U.S. 10-year Treasury Yield masih bertahan di level 4.794%. Kondisi ini memperkuat indikasi bahwa pasar meyakini data-data inflasi terbaru tidak akan merubah arah kebijakan the Fed di 2025. Terdapat peluang bahwa penurunan harga saham bank-bank berkapitaliasi besar tersebut sudah merefleksikan sejumlah isu yang dikhawatirkan berdampak negatif ke kinerja bank. Isu dimaksud diantaranya kebijakan hapus tagih dalam PP No. 47 tahun 2024 dan kewajiban bank (dan lembaga non keuangan) untuk mendanai proyek hilirisasi. IHSG berpeluang bottoming pada kisaran 6900-6950. Top picks (15/1) : EMTK, UNTR, ADRO, MIDI, MBMA dan SRTG. By PHINTRACO SEKURITAS | Research Valdy K. - Disclaimer On -
Baca Laporan

Sentimen the Fed masih membayangi IHSG

14 Jan 2025
DJIA menguat 0.86%, sementara Nasdaq melemah 0.38% di Senin (13/1). Kondisi tersebut mengindikasikan rotasi dari saham-saham teknologi konstituen Nasdaq ke non teknologi yang banyak menyusun DJIA. U.S. 10-year Bond Yield naik ke level 4.79% di Senin (13/1), level tertinggi sejak November 2023. Yield obligasi di Euro Area dan Inggris juga turut mencatatkan peningkatan. Harga crude melonjak 2.87%, sementara brent naik 1.42% di Senin (13/1), dipicu oleh perluasan sanksi oleh AS ke produsen minyak dan logistik Rusia. IHSG rawan lanjutkan pelemahan ke kisaran level psikologis 7000 di Selasa (14/1). Kinerja net export Indonesia diperkirakan lebih baik dari perkiraan di 1Q25. Pasalnya Tiongkok mencatatkan pertumbuhan nilai ekspor dan impor yang jauh lebih baik dari perkiraan di Desember 2024 dan diyakini berlanjut sampai dengan awal tahun. Top picks (14/1) : ICBP, MDKA, BRIS, HRUM dan TAPG. By PHINTRACO SEKURITAS | Research Valdy K. - Disclaimer On -
Baca Laporan