Pergerakan IHSG masih dibayangi sejumlah rilis data inflasi Global dan Regional pada Rabu (12/6)
Nasdaq dan S&P 500 kembali melanjutkan penguatannya sementara DJIA ditutup melemah.
Investor cenderung wait and see terhadap rilis data suku bunga The Fed yang diperkirakan tetap di level 5.50%
Data inflasi Amerika per Mei yang akan dirilis pada hari ini, diperkirakan stabil di 3.40%.
Sementara, inflasi di Jerman diperkirakan meningkat ke 2.40% dari 2.20%.
IHSG diperkirakan masih akan berfluktuasi di area 6800-6900 pada Rabu (12/6).
Data penjualan ritel domestik bulan April menunjukkan penurunan signifikan ke level -2.70% dari bulan sebelumnya yang berada di 9.30%.
Dari Regional, pada hari ini Investor menanti data Inflasi bulan Mei di Jepang dan Tiongkok.
Top Picks pada Rabu (12/6) meliputi rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang rebound untuk ANTM, INCO, ADMR.
Baca Laporan
IHSG berpotensi konsolidasi di level 6,900-6,950 pada Selasa (11/6)
Indeks-indeks Wall Street rebound di Senin (10/6). S&P 500 dan Nasdaq kembali mencatatkan level tertingginya.
Investor menanti rilis data Indeks harga konsumen per Mei dan keputusan suku bunga The Fed yang pada Rabu (12/6).
U.S. 10 year Treasury Yield kembali meningkat ke kisaran 4.5% di perdagangan Senin (10/6).
Kekhawatiran akan terjadinya instabilitas politik memicu pelemahan Indeks-Indeks di Eropa.
IHSG berpotensi konsolidasi di kisaran level 6,900-6,950 pada perdagangan Selasa (11/6).
Rilis data penjualan ritel bulan April pada Selasa (11/6) diperkirakan mengalami penurunan dari sebelumnya 9.3%.
Indeks keyakinan konsumen yang rilis mengalami penurunan menjadi 125.2 di Mei dari 127.7 di April seiring dengan telah berakhirnya periode lebaran.
GDP 1Q24 Jepang kembali terkontraksi (-1.8%) dari 0.4% di 4Q23, meskipun lebih baik dari perkiraan sebesar -1.9%.
Pasar menantikan rilis data Inflasi China bulan Mei pada Rabu (12/6) yang diperkirakan tetap stabil di level 0.3% YoY.
Baca Laporan
IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways pada kisaran 6900
U.S. Non Farm Payrolls naik ke 272 ribu di Mei dari 175 ribu di April 2024.
Kondisi ini yang memicu penurunan peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed berdasarkan CME FedWatch Tools ke 46.6%.
U.S. 10-year Treasury Yield naik 15 bps ke 4.43% di Jumat (7/6).
Pasar akan mengamati data inflasi Tiongkok sebagai salah satu indikator pemulihan ekonomi dan inflasi AS sebagai salah satu data yang sangat diperhatikan oleh the Fed.
FOMC 13 Juni 2024 diperkirakan kembali mempertahankan sukubunga acuan di 5.25%-5.5%.
harga minyak diperkirakan masih dalam downtrend seiring perkiraan pengurangan pemangkasan volume produksi oleh OPEC+ di Oktober 2024.
IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways pada kisaran 6900.
Baca Laporan
IHSG jaga peluang rebound ke atas level psikologis 7000 di Jumat (7/6)
Indeks-indeks Wall Street bergerak terbatas di Kamis (6/6).
Wall Street dibayangi sikap wait and see jelang rilis data Non Farm Payrolls dan Unemployment Rate untuk bulan Mei 2024.
Indeks-indeks di Eropa menguat signifikan di Kamis (6/6).
ECB memangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps ke 4.25% (6/6).
U.S. Treasury Yield relatif sideways di kisaran 4.3% di perdagangan Kamis (6/6).
Sentimen di atas berpotensi menjaga tren penurunan yield untuk beberapa waktu kedepan.
Tidak ada perubahan pada peluang pemangkasan the Fed Rate di September 2024, tetap di atas 55% berdasarkan jajak pendapat terbaru oleh CME FedWatch Tools.
Nilai tukar Rupiah berpeluang lanjutkan penguatan di Jumat (7/6).
IHSG berpeluang lanjutkan penguatan ke atas level psikologis 7000 di Jumat (7/6).
Baca Laporan
CME FedWatch Tools mencatat kenaikan signifikan pada peluang pemangkasan the Fed Rate di September 2024
Nasdaq (+1.96%) memimpin penguatan mayoritas indeks Wall Street di Rabu (5/6).
CME FedWatch Tools mencatat kenaikan signifikan pada peluang pemangkasan 25 bps di September 2024 menjadi 58.7%.
Salah satu faktor yang memperbesar peluang di atas adalah rencana European ECB untuk memangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan hari ini (6/6).
Harga minyak mencatatkan technical rebound (5/6) pasca pelemahan lebih dari 4% dalam dua hari perdagangan sebelumnya.
U.S. 10-year Treasury Yield melanjutkan pullback di Rabu (5/6) seiring dengan peningkatan ekspektasi pemangkasan sukubunga acuan the Fed di September 2024.
Saham-saham bluechip konvensional, terutama bank dapat diperhatikan di Kamis (6/6).
BBCA, BBRI dan BBNI, termasuk TLKM dan ASII menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih dalam di Rabu (5/6).
IHSG tetap berpeluang rebound, kembali ke atas level psikologis 7000 di Kamis.
Baca Laporan
BSDE : Township, Has the Potential to Support BSDE Income Again
Net profit grew 56.23% yoy to IDR 1.5 trillion in 3M24. This growth is in line with an increase in revenue of 31.25% to IDR 3.8 trillion in 3M24 compared to the increase in Cost of Goods Sold, which only increased 9.56% yoy to IDR 1.1 trillion.
Sustainable and integrated product portfolio. After the COVID-19 pandemic,people increasingly want housing that supports a healthy and environmentally friendly lifestyle (Asia Pacific 2023, JLL).
BSD City is designated as a National Strategic Project (PSN). This project is being carried out with an area of around 59.6 hectares.
BSDE marketing sales exceeded the marketing sales target in FY23. BSDE posted marketing sales of IDR 9.5 trillion (+8% yoy), which reflects 108% of the FY23 marketing sales target (IDR 8.8 trillion).
Net profit is projected to return above IDR 2 trillion in FY24F. During the election period 3M24, BSDE recorded growth in marketing sales (3% yoy) and
revenue (31% yoy).
Using the discounted cash flow and revalued net asset value methods, we estimate the fair value of BSDE to be 1300 (8.64x expected P/E FY24F and 67% discount to NAV).
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Baca Laporan