IHSG ditutup menguat 6.16% ytd di 2023
>Nasdaq memimpin penguatan mayoritas indeks di Wall Street dengan mencatatkan penguatan sebesar 43.4% ytd, diikuti S&P 500 sebesar 24.2% ytd dan DJIA sebesar 13.7%.
>DAX menguat hampir 20% ytd, diikuti CAC40 (16.4% ytd) dan FTSE 100 (3.64% ytd).
>HSI melemah 14% ytd, ementara CSI 400 (Tiongkok) melemah 11.8% ytd di 2023.
>Nikkei 225 menguat 28% ytd, KOSPI menguat 17.7% ytd dan ASX 200 menguat 7.84% ytd di tahun 2023.
>IHSG ditutup menguat 6.16% ytd di 2023.
>Rally terjadi di akhir November 2023 hingga Desember 2023.
>Kondisi ini salah satunya dipicu oleh keputusan BI untuk menahan sukubunga acuan di November dan Desember 2023.
>Potensi January effect untuk melanjutkan window dressing di dua bulan terakhir 2023 berpotensi menopang rally IHSG di awal tahun ini.
Baca Laporan
IHSG diperkirakan akan konsolidasi di pivot level 7250 di Kamis (28/12)
>Indeks-indeks Wall Street kembali ditutup menguat di Rabu (27/12).
>Data terbaru dari ekonomi AS membangun ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan sukubunga acuan pada Q1-2024.
>CME Fedwatch Tool menunjukkan probabilitas pemangkasan The Fed Rate sebesar 71.3% pada FOMC Maret 2024.
>Indeks-indeks di Eropa ditutup menguat di Rabu (27/12). Penguatan ini menyusul penguatan bursa-bursa di Wall Street, dimana S&P 500 semakin mendekati level tertingginya.
>IHSG diperkirakan akan konsolidasi di pivot level 7250 di Kamis (28/12).
>Dari regional, Investor merespon data China Industrial Profits yang melambat 4.4% yoy di November 2023, membaik dari penurunan 7.8% yoy di Oktober 2023.
>Hari perdagangan yang lebih singkat pada pekan ini, menyusul libur pergantian tahun, turut mempengaruhi sikap hati-hati pelaku pasar.
>Pelaku pasar dapat memperhatikan saham-saham dengan peluang rebound dan rebound lanjutan seperti HRUM, EMTK, CMRY, SMDR, TINS dan ANTM.
Baca Laporan
IHSG berpotensi uji pivot 7250 pada perdagangan Rabu (27/12)
>Indeks-indeks Wall Street lanjutkan bullish trend di Selasa (26/12).
>Investor merspon positif data terbaru yang menunjukkan inflasi semakin mendekati target 2% Federal Reserve.
>US Personal Consumption Expenditure (PCE) sebesar 3.2% yoy turun (-0.1% mom) di November 2023.
>US 10-year Treasury Yield kembali turun ke 3.89% di Selasa (26/12).
>IHSG berpotensi uji pivot 7250 pada perdagangan Rabu (27/12)
>Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan tumbuh 4.7% yoy - 5.5% yoy.
>Belanja pemerintah juga berpotensi meningkat seiring dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
>Kinerja investasi berpotensi meningkat sejalan dengan kepercayaan investor terhadap fundamental perekonomian domestik.
>Top picks di Rabu (27/12) adalah BFIN, BBNI, ELSA, INCO, SCMA, SMGR dan TLKM.
Baca Laporan
2023 Economic & Market Outlook : Risiko Resesi Ekonomi Meningkat ditengah Kenaikan Harga dan Agresifitas Sejumlah Bank Sentral
REVIEW : Ekonomi dan Pasar Modal Global 2022
>Pandemi COVID-19 relatif terkendali secara global, terutama di 2H-2022.
>Akselerasi pemulihan aktivitas ekonomi tidak dapat diimbangi oleh peningkatan supply.
>Perang Rusia-Ukraina memperparah supply chain disruption, terutama pada komoditas-komoditas energi.
>Lonjakan inflasi, terutama di AS dan Eropa salah satunya dipicu kenaikan harga komoditas energi.
>Pengetatan kebijakan moneter agresif oleh mayoritas bank sentral untuk meredam tekanan inflasi.
>Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran inflasi yang berdampak negatif pada pergerakan indeks pasar modal.
REVIEW : Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia 2022
>Pandemi COVID-19 relatif terkendali pasca gelombang kedua di awal 2022.
>Kenaikan nilai ekspor, ditengah tingginya harga komoditas berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
>Pemerintah dan Bank Indonesia masih mampu mempertahankan kebijakan moneter dan fiskal akomodatif, setidaknya hingga Q3-2022.
>Kenaikan harga BBM subsidi di September 2022 memicu kenaikan inflasi.
>Kenaikan inflasi dan capital outflow di Surat Berharga Negara (SBN) mendorong BI untuk mulai menaikkan sukubunga acuan di September 2022.
>Capital inflow cukup besar terjadi di pasar modal Indonesia menopang penguatan IHSG secara ytd.
---------------
OUTLOOK : Ekonomi dan Pasar Modal Global 2023
>Pemerataan vaksinasi COVID-19 akan menjadi kunci berakhirnya pandemi COVID-19.
>Belum ada titik terang penyelesaian perang Rusia-Ukraina.
>Krisis energi dan krisis pangan akan menjadi perhatian utama di 2023.
>Inflasi diperkirakan masih tinggi, terutama di 1Q-2023.
>Bank-bank sentral diperkirakan masih akan mempertahankan sukubunga acuan di level tinggi, setidaknya hingga terdapat sinyal kuat penurunan inflasi.
>Sejumlah negara diperkirakan memasuki resesi, sementara mayoritas negara di Asia diperkirakan masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di 2023.
OUTLOOK : Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia 2023
>Pemerintah RI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5.2% yoy di 2023.
>Postur anggaran membaik dibanding periode pandemi (2020-2022).
>Tekanan bagi BI terkait kebijakan moneter diperkirakan masih cukup besar di 2023, mulai dari kenaikan inflasi hingga pelemahan nilai tukar Rupiah.
>Sektor Perbankan Indonesia (SPI) diperkirakan masih mempertahankan tren kinerja positif di 2023 meski dibayangi potensi peningkatan restrukturisasi utang.
>Target IHSG untuk tahun 2023 di level 8205 (base).
>IDX Industrials Focus : Telecommunication; Telecommunication Tower; Media & Entertainment; Food & Beverages and Household Products; Financials—Bank; Energy - Coal Producers; Plantations - CPO Producers; Infrastructures - Building Construction; Property and Real Estate; Construction - Related; Automotive; Heavy Machinery.
Baca Laporan
IHSG akan kembali uji resistance 7200
>Semua indeks utama di Wall Street mencatatkan rally penguatan mingguan selama 7 pekan berturut-turut.
>Penguatan ini ditopang oleh petunjuk the Fed terkait peluang pemangkasan sukubunga acuan hingga 3 kali di 2024.
>Inflasi Euro Area diperkirakan melambat ke 2.4% yoy di November 2023, dan inflasi di Inggris diperkirakan turun ke 4.4% yoy pada periode yang sama.
>Consumer confidence index di AS diperkirakan naik ke 104.3 di Desember 2023 seiring dengan perbaikan durable goods orders di AS di November 2023.
>RDG BI diyakini akan kembali menahan sukubunga acuan di level 6% (21/12).
>Pelaku pasar nampaknya juga berspekulasi terhadap potensi clue mengenai peluang pemangkasan sukubunga acuan BI di tahun 2024.
>IHSG diperkirakan masih melanjutka bullish trend, meski potensi normal pullback tetap perlu diwaspadai.
>Top picks : BBCA, BUMI, MDKA, KLBF, AUTO, BTPS, dan MNCN.
Baca Laporan
BMRI : Pertumbuhan Kredit yang Solid Menopang Laba Bersih BMRI
>Laba bersih BMRI naik 25% yoy menjadi Rp25.23 triliun di 6M23.
>Pertumbuhan Kredit BMRI tetap terjaga di level 12% dengan Gross NPL terendah dibandingkan peers.
>CASA tumbuh 12.60% yoy di 6M23.
>Target pertumbuhan kredit oleh manajemen BMRI pada rentang 10% hingga 12% di FY23.
>Menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan Required Return sebesar 10.57% dan Terminal Growth sebesar 5.81%, kami memperkirakan nilai wajar BMRI di 6,530 (13.04x expected P/E).
Baca Laporan
BBRI : Pertumbuhan Segmen Mikro dan Ultra Mikro
>Laba bersih BBRI naik 18.80% yoy menjadi Rp29.56 triliun di 6M23.
>BBRI menjadi Bank dengan jumlah penyaluran kredit tertinggi di 6M23.
>CASA tumbuh 10.10% yoy di 6M23.
>Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) mencatkan kenaikan 30% yoy pada 6M23.
>Potensi pertumbuhan segmen Mikro dan Ultra Mikro.
>Menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan Required Return sebesar 11.07% dan Terminal Growth sebesar 5.48%, kami memperkirakan nilai wajar BBRI di 6,272 (16.79x expected P/E).
Baca Laporan