Daily Fixed Income Report – 10 Juli 2025
Presiden Donald Trump memperingatkan akan mengenakan tarif impor hingga 200% pada perusahaan farmasi, semikonduktor, dan logam yang tidak memindahkan produksinya ke Amerika Serikat dalam waktu 1.5 tahun. Langkah ini bertujuan menekan perusahaan agar meningkatkan kapasitas manufaktur dalam negeri, sekaligus mengguncang pasar keuangan dan menurunkan saham perusahaan farmasi besar.
Penjualan ritel di Indonesia tumbuh 1.9% YoY di Mei 2025, pulih dari kontraksi 0.3% YoY di April yang merupakan penurunan tahunan pertama sejak April 2024. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penjualan makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4.0%, serta barang budaya dan rekreasi sebesar 4.7%. Namun, secara bulanan penjualan ritel turun 1.3% MoM pada Mei, membaik dari penurunan 5.1% MoM pada April, terutama karena peningkatan pengeluaran selama beberapa hari libur di bulan tersebut.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 8 Juli 2025
Presiden Donald Trump akan menjalakan tarif impor di 1 Agustus 2025 setelah memberi waktu tambahan bagi negara-negara mitra dagang untuk mencapai kesepakatan baru. Kebijakan ini disertai ancaman tarif tambahan sebesar 10% untuk negara yang dianggap mendukung kebijakan BRICS, tanpa pengecualian. Sementara itu, pasar keuangan global menunjukkan reaksi negatif, dengan indeks S&P 500 turun 0.5% dan dolar AS menguat 0.5% terhadap beberapa mata uang yang direpresentasikan oleh Dollar Index.
Penjualan ritel di Uni Eropa meningkat 1.9% YoY, dengan zona euro mencatat pertumbuhan 1.8% YoY. Secara bulanan, volume penjualan ritel turun 0.8% MoM di UE dan 0.7% MoM di zona euro, dipengaruhi oleh penurunan signifikan di Swedia sebesar 4.6%. Meskipun penurunan ini menimbulkan kekhawatiran, potensi pemulihan tetap ada karena daya beli mulai membaik.
Baca Laporan
Weekly Fixed Income Report – 7 Juli 2025
Mitra dagang utama Amerika Serikat (AS) bergegas menyelesaikan kesepakatan dagang menjelang tenggat waktu 9 Juli 2025, di mana tarif impor yang lebih tinggi akan mulai diberlakukan jika tidak ada kemajuan signifikan. Presiden Donald Trump telah menandatangani surat pemberitahuan tarif yang akan dikirimkan kepada sekitar belasan negara, dengan tarif yang bervariasi antara 10% hingga 70%, dan pemberlakuan tarif dijadwalkan mulai 1 Agustus 2025. Negosiasi intensif selama akhir pekan melibatkan Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, India, dan Vietnam, namun kesepakatan masih belum sepenuhnya tercapai, sehingga ketidakpastian tetap tinggi di pasar global.
Indonesia optimistis dapat segera mengamankan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat yang mencakup mineral tanah jarang, energi, kerja sama pertahanan, dan akses pasar sebelum tenggat waktu tarif 9 Juli 2025. Pemerintah berkomitmen menerapkan tarif mendekati nol pada lebih dari 1.700 komoditas atau hampir 70% dari total impor AS, termasuk elektronik, mesin, bahan kimia, dan otomotif. Selain itu, Indonesia akan memperkuat kerja sama di sektor mineral dan militer serta melonggarkan aturan untuk memberikan perlakuan lebih adil bagi perusahaan AS, demi hubungan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 4 Juli 2025
Nonfarm payrolls AS naik 147 ribu di Juni 2025 dari 144 ribu di Mei 2025 dan jauh melampaui diatas ekspektasi 110 ribu dan rata-rata 12 bulan terakhir sebesar 146 ribu. Peningkatan terutama terjadi di sektor pemerintahan dan kesehatan, meski pekerjaan federal turun. Pasar tenaga kerja tetap kuat dengan tingkat pengangguran turun menjadi 4.1% dari 4.2%, sementara partisipasi angkatan kerja turun ke 62.3% dan rasio penduduk bekerja tetap di 59.7%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan belum diumumkannya kesepakatan tarif perdagangan antara Indonesia dan AS menciptakan ketidakpastian yang dapat menekan kinerja ekspor Indonesia, yang saat ini mendapat tarif resiprokal sebesar 32%. Pemerintah berharap negosiasi yang berlangsung hingga 9 Juli 2025 dapat menghasilkan tarif lebih rendah dibanding Vietnam yang sudah mencapai 20%, mengingat ekspor harus tumbuh 5.4%-6.4% agar pertumbuhan ekonomi 2025 mencapai 4.7%-5%.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 2 Juli 2025
ISM Manufacturing PMI Index di AS naik tipis menjadi 49.0 pada Juni 2025 dari 48.5 di Mei, menunjukkan kontraksi sektor manufaktur masih berlanjut. Peningkatan produksi (50.3) dan perbaikan inventaris (49.2) mendukung kontraksi ini. Sementara itu, JOTL Job Opening di AS naik 374 ribu menjadi 7.76 juta pada Mei 2025, tertinggi sejak November 2024 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7.3 juta. Kenaikan terbesar terjadi di sektor akomodasi dan layanan makanan sebesar 314 ribu.
Indeks PMI Manufaktur di Indonesia turun menjadi 46.9 pada Juni 2025 dari 47.4 di bulan sebelumnya, menandai kontraksi aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut sejak April 2025. Selain itu, Neraca perdagangan Indonesia naik signifikan menjadi USD 4.30 miliar pada Mei 2025, naik dari USD 2.92 miliar pada Mei 2024. Ekspor meningkat 9.68% YoY mencapai USD 24.61 miliar, didorong oleh naiknya pengiriman ke AS sebesar 24.76%. Sementara itu, impor juga naik 4.14% YoY menjadi USD 20.31 miliar. Sementara inflasi Indonesia meningkat menjadi 1.87% YoY di Juni 2025 dari 1.60% YoY di Mei 2025, sedikit di atas perkiraan pasar sebesar 1.83% YoY dan masih dalam target BI 1.5%–3.5%.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 1 Juli 2025
RUU pajak AS yang dibuat pemerintahan Senat diperkirakan akan menambah defisit AS hampir US$3.3 triliun dalam sepuluh tahun ke depan, dengan penurunan pendapatan sebesar US$4.5 triliun dan pengurangan pengeluaran US$1.2 triliun hingga 2034. RUU ini mencakup pemotongan pajak besar-besaran dan pengurangan program sosial, namun mendapat kritik karena asumsi dasar kebijakan saat ini yang memungkinkan penghindaran batasan fiskal.
Pemerintah Indonesia telah menyerahkan penawaran kedua dalam negosiasi tarif perdagangan dengan Amerika Serikat menjelang tenggat 9 Juli 2025, dan tawaran ini sudah diterima oleh pihak AS. Penawaran ini mencakup berbagai sektor, termasuk investasi di mineral tanah jarang dan peningkatan kerja sama perdagangan yang mengacu pada kepentingan nasional Indonesia.
Baca Laporan
Weekly Fixed Income Report – 30 Juni 2025
Price Consumer Expenditure (PCE) Index di Amerika Serikat naik menjadi 2.3% YoY pada Mei 2025 dari 2.2% YoY di April, sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, indeks harga PCE inti tanpa harga makanan dan energi naik 0.2% MoM dan tumbuh 2.7% YoY, sedikit di atas perkiraan pasar sebesar 2.6% YoY. Rata-rata perubahan tahunan indeks harga PCE di AS sejak 1960 adalah 3.29% YoY.
Euro Economic Sentiment (ECS) turun menjadi 94 pada Juni 2025 dari 94.8 di Mei, meleset dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan ke 95.1. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya kepercayaan di sektor industry, ritel dan konsumen meskipun terjadi perbaikan di sektor jasa dan konstruksi. Di antara negara ekonomi terbesar Uni Eropa, penurunan ECS paling signifikan terjadi di Prancis, diikuti Spanyol dan Jerman sementara ECS naik di Polandia.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 26 Juni 2025
Uni Eropa berencana memberlakukan tarif balasan terhadap impor AS, termasuk pesawat Boeing, jika AS mengenakan tarif dasar pada barang-barang Uni Eropa. Uni Eropa tengah berupaya mencapai kesepakatan dengan Washington sebelum tarif ekspor mereka ke AS naik menjadi 50% pada 9 Juli, meskipun banyak pihak memperkirakan sebagian besar tarif AS akan tetap berlaku meski ada kesepakatan. Uni Eropa menyiapkan tarif atas barang AS senilai US$116 miliar dan akan mengevaluasi hasil kesepakatan untuk menentukan langkah balasan.
Passenger car registrations di Uni Eropa naik 1.6% YoY menjadi 926 ribu unit, didorong oleh kenaikan signifikan penjualan mobil listrik yang naik 25.0% YoY menjadi 142 ribu unit, terutama di Jerman yang tumbuh 44.9% YoY. Namun, sepanjang lima bulan pertama 2025, total pendaftaran mobil justru turun 0.6% menjadi 4.56 juta unit, meski penjualan mobil listrik naik 26.1% dan menguasai 15.4% pangsa pasar Uni Eropa.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 25 Juni 2025
Gubernur The Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa keputusan pemotongan suku bunga pada pertemuan Juli masih menunggu data inflasi bulan Juni dan Juli, yang dianggap sangat penting untuk menilai dampak kenaikan tarif. Ia juga menegaskan bahwa peran dolar AS dalam sistem keuangan global tetap kuat meskipun terjadi volatilitas pasar obligasi pada April, dan Fed akan terus memantau kondisi ekonomi tanpa memberikan komentar khusus terkait pajak atau kebijakan imigrasi. Sementara itu, imbal hasil 2yr U.S. Treasury yield menjadi 3.82%.
Indikator Ifo Business Climate untuk Jerman naik menjadi 88.4 pada Juni 2025, tertinggi dalam setahun, dibandingkan 87.5 pada Mei dan sedikit di atas perkiraan 88.2. Indeks ekspektasi melonjak ke 90.7, tertinggi sejak April 2023, sementara kondisi saat ini naik tipis menjadi 86.2 dari 86.1. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Jerman perlahan mulai mendapatkan kepercayaan diri.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 24 Juni 2025
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyerukan dialog segera untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Iran dan memperingatkan dunia berada di jalur menuju potensi kekacauan jika ketegangan meluas. Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada 20 Juni 2025, Guterres menegaskan pentingnya tindakan bersama untuk menghindari kehancuran kawasan dan dunia. Sementara itu, Rusia dan Tiongkok mengkritik Israel, sedangkan AS mendesak Iran mengubah untuk gencatan senjata, dan menyoroti perpecahan di antara anggota tetap Dewan Keamanan.
Indeks PMI Manufaktur Inggris dari S&P Global naik menjadi 47.7 pada Juni 2025 dari 46.4 di Mei, melampaui ekspektasi pasar sebesar 46.6 dan menunjukkan perlambatan kontraksi dalam lima bulan. Meskipun demikian, sektor ini masih menghadapi tantangan, terutama penurunan pesanan ekspor yang dipengaruhi oleh tarif AS, ketidakpastian geopolitik, dan persaingan harga global yang ketat.
Baca Laporan