ISAT : Transforming into a Tech Powerhouse

31 Mei 2024
ISAT's 1Q24 revenue rose 16% YoY (1% QoQ) to Rp13.84 trillion. ARPU increased 14% YoY (-3% QoQ) to Rp37.5k, subscribers grew 2% YoY (2% QoQ) to 100.80 thousand. 2G and 4G BTS expanded by 11% and 21% QoQ, respectively, outside Java, driving operating expenses up 15.50% YoY to Rp11.10 trillion. Nonetheless, EBITDA grew 22.10% YoY to Rp6.5 trillion, with a 47% margin, resulting in a net profit of IDR1.3 trillion (39% YoY, -8% QoQ). Management allocated ~Rp12 trillion for capex, focusing on expanding the network in eastern Indonesia. In 1Q24, ISAT added 32k new 4G BTS towers, totaling 184k. This efficient expansion enhances the 4G network, improving customer experience. Management targets an EBITDA margin of ~50%, with revenue growth expected to surpass industry averages. ISAT entered a $200 million partnership with Nvidia, cementing its cloud service position in Indonesia. It also partnered with Netcracker for IT infrastructure upgrades and collaborated with Mastercard and Cisco on cybersecurity. IT Services revenue is expected to reach 5-7% of total revenue from FY24 to FY29. We project ISAT to achieve revenue of IDR 54.63 trillion (+7% YoY) in FY24, mainly driven by a 6.70% CAGR (2024-2029) in the data segment and a 4% CAGR (2024-2029) in subscribers. Operating expenses are estimated to rise by 6% YoY to IDR 43.23 trillion due to expansion efforts, particularly outside Java. EBITDA is estimated at IDR 26.37 trillion with a margin of 48%. With these factors, we anticipate a net profit of IDR 5.19 trillion (+15.32% YoY) in FY24. Using Discounted Free Cash Flow with a Required Return of 9.00% and a terminal growth rate of 3.00% suggests a potential increase of 23.40%, or IDR12,200 per share (implying PBV at 2.04X and PE at 14.54x for FY24F). Therefore, a BUY rating is assigned for ISAT. Risks include: 1) ARPU competition in the low-price segment, 2) potential market share disruption from the EXCL-FREN merger, and 3) potential disruption to the FMC business from the presence of Starlink. By PHINTRACO SEKURITAS | Research - Disclaimer On -
Baca Laporan

Perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS menjaga peluang pemangkasan sukubunga

31 Mei 2024
Pelemahan berlanjut pada mayoritas indeks Wall Street di Kamis (30/5). U.S. 10-year Treasury Yield bertahan di atas 4.5% (30/5) yang nampaknya menjadi batas toleransi bagi investor di pasar saham di AS. Inflasi Euro Area diperkirakan naik 10 bps mom ke 2.5% yoy di Mei 2024 (31/5). Harga minyak melemah lebih dari 1% di Kamis (30/5). Nilai tukar Rupiah melanjutkan pelemahannya ke Rp16,255 (+0.62%) di Kamis (30/5) sore. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS di 1Q24 diharapkan bisa meredam capital outflow karena diperkirakan menekan the Fed untuk mempertahankan peluang pemangkasan sukubunga acuan di September 2024. IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 7000-7050 di Jumat (31/5).
Baca Laporan

Outflow masih deras, IHSG tertekan

30 Mei 2024
Pelemahan dialami oleh mayoritas indeks Wall Street di Rabu (29/5). Pelemahan tersebut sejalan dengan kenaikan U.S. 10-year Treasury Yield dalam dua hari terakhir ke atas 4.6% di Rabu (29/5). Peluang the Fed Rate dipertahankan di 5.25%-5.5% pada FOMC September 2024 kini berada di atas 50% berdasarkan jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools. ECB Governing Council member, Klaas Knot menyatakan bahwa pemangkasan harus perlahan dan bertahap. Harga minyak mengalami pullback sekitar 0.7% di Rabu (29/5). IHSG rawan mengalami pelemahan lanjutan di Kamis (30/5). Perhatikan pivot 7150 sebelum support area 7080-7100. Net sell investor asing di pasar reguler mencapai Rp1 triliun di Rabu (29/5), sementara akumulasi net sell investor asing di pekan ini mencapai Rp5 triliun.
Baca Laporan

Outlook pemangkasan sukubunga acuan ECB jadi sentimen positif

29 Mei 2024
Wall Street ditutup mixed di Selasa (28/5). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh pandangan beragam dari pertinggi the Fed terhadap timeframe pemangkasan. Kenaikan U.S. CB Consumer Confidence ke 102 di Mei 2024 dari 97 di April 2024 turut mempengaruhi pergerakan indeks-indeks Wall Street (28/5). Dua petinggi ECB mendukung peluang pemangkasan sukubunga acuan lebih awal. Euro Area’s inflation data di akhir pekan ini dapat menjadi validasi dari pandangan petinggi ECB tersebut. Penguatan IHSG ke atas 7250 (28/5) membuka peluang rebound lanjutan ke kisaran resistance 7300 di Rabu (29/5). Harga minyak masih fluktuatif dengan menguat nyaris 3% di Selasa (28/5) menjelang pertemuan OPEC+ di 1 Juni 2024.
Baca Laporan

Waspadai support IHSG di 7150 (28/5)

28 Mei 2024
DAX dan CAC 40 ditutup menguat di Senin (27/5). Wall Street dan FTSE libur di Senin (27/5). Penguatan tersebut ditopang oleh dukungan dari sejumlah petinggi ECB terhadap peluang pemangkasan sukubunga acuan di Juni 2024. Harga minyak tertekan oleh ekspektasi bahwa OPEC+ akan mengurangi besaran pemangkasan volume produksi minyak dari posisi saat ini sebesar 2.2 juta barel/hari. Jajak pendapat terbaru oleh CME FedWatch Tools menunjukan kenaikan pada peluang dipertahankannya the Fed Rate di 5.25%-5.5% ke 50.2% Kondisi di atas berpotensi kembali memicu capital outflow dari pasar modal Indonesia untuk beberapa waktu kedepan. Waspadai support IHSG di 7150 (28/5).
Baca Laporan

Waspada pelemahan Rupiah seiring potensi capital outflow

27 Mei 2024
The Fed kembali menegaskan target inflasi 2% yoy. CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan signifikan pada peluang dipertahankannya sukubunga acuan di 5.25%-5.5% di September 2024 pada 49.3%. Pertumbuhan ekonomi (2nd estimate) AS di 1Q24 yang diperkirakan melambat ke 1.5% qoq dari 3.4% qoq di Q423. Inflasi Jerman diperkirakan naik ke 2.4% yoy di Mei 2024. Nilai tukar Rupiah kemungkinan besar melemah signifikan di awal perdagangan pekan ini. Kondisi tersebut diperkirakan bersamaan dengan proyeksi capital outflow. IHSG rawan pullback di awal pekan. Support terdekat saat ini berada di kisaran 7150. Waspadai saham-saham rate-sensitive.
Baca Laporan