The Fed Hawkish, tapi pasar optimis
15 Mei 2024
Mayoritas indeks Wall Street ditutup menguat di Selasa (14/5).
PPI naik ke 2.2% yoy di April 2024 dari 1.8% yoy di Maret 2024.
Kondisi inflasi yang cenderung lebih persistent dalam dua bulan terakhir menjadi salah satu dasar pernyataan Kepala the Fed, Jerome Powell bahwa the Fed akan menahan sukubunga acuan untuk periode yang lebih lama (14/5).
Jajak pendapat oleh CME FedWath Tools memperoleh hasil peluang pemangkasan sukubunga acuan di September 2024 kembali meningkat ke 51%.
Harga brent dan crude melemah lebih dari 1% di Selasa (14/5).
IHSG diperkirakan masih tertahan dalam area konsolidasi 7000-7200 dan bergerak di kisaran pivot 7100 di Rabu (15/5).
Sentimen domestik relatif solid.
Penjualan ritel domestik tumbuh 9.3% yoy di Maret 2024 dari 6.4% yoy di Februari 2024. Sebelumnya, Indeks Keyakinan Konsumen naik ke 127.7 di April 2024.
Baca Laporan
IKK nyaris 128, konsumsi domestik terindikasi makin kuat
14 Mei 2024
Indeks-indeks Wall Street bergerak terbatas dan ditutup beragam di Senin (13/5).
Jajak pendapat terbaru menunjukan ekspektasi kenaikan inflasi ke 3.3% untuk periode satu tahun dan 2.8% untuk periode lima tahun.
Pasar tetap menantikan pidato pertama Kepala the Fed, Jerome Powell pasca serangkaian rilis data sektor ketenagakerjaan di AS yang menunjukan pelemahan.
Inflasi AS turun 10 bps mom ke 3.4% yoy di April 2024. Kondisi ini dan ketenagakerjaan diharapkan turut merubah tone dari the Fed.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia mencapai 127.70 di April 2024, naik dari 123.80 di Maret 2024.
IKK tersebut berada jauh di atas batas confidence di 100.
Berdasarkan data IKK terbaru, confidence masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi enam bulan kedepan terindikasi sangat tinggi dan meningkat di April 2024.
IHSG berpeluang lanjutkan rebound ke kisaran 7120-7150 di Selasa (14/5).
Top picks (14/5) : MEDC, ELSA, BBCA, BBNI, BNGA dan MAPI.
Baca Laporan
MTEL : Collocation Growth Driving Profitability
13 Mei 2024
MTEL's revenue surged by 7.33% YoY to IDR2.21 trillion, driven chiefly by the tower leasing segment's 5.40% YoY growth (+7.19% QoQ) to Rp1.84 trillion. The uptick in tower rental was propelled by a significant 16.56% YoY increase (+1.43% QoQ) in collocation, particularly fueled by non-Telkom customers during 1Q24.
MTEL witnessed an 8.42% YoY rise in tenants during the same period. This robust performance translated into an EBITDA of Rp1.84 trillion, marking a substantial 39.99% YoY increase (+27.58% QoQ) and resulting in an EBITDA Margin of 83.5% in 1Q24 (vs. 81.5% in 1Q23), culminating in a net profit of Rp521 billion, reflecting a 3.98% YoY growth.
MTEL, a leading presence in Southeast Asia with 38,135 towers in Indonesia, added 121 new towers in 1Q24, primarily outside Java, expecting a 7.15% CAGR (2024-2029) in tenant growth, supported by Rp5.6 trillion allocated for capex in 2024, signaling high single-digit revenue and EBITDA growth.
We forecast FY24E revenue to IDR9.4 trillion in FY24, primarily fueled by the tower leasing segment's 11.49% CAGR (2024-2029) and the addition of 4k new tenants. Expansion by non-telecom companies will also boost growth in the collocation segment, despite increased depreciation costs.
Using the Discounted Free Cash Flow method with a Required Return of 5.8% and Terminal Growth of 3% as terminal value. We assess that MTEL has an upside potential of 25.21% or IDR720 per share (Expected PE at 28x and EV/EBITDA at 10.16x in FY24F); thus, we give a Buy rating to MTEL. However, we need to consider the following risks: 1) Regulatory changes, 2) increased competition from telecommunication and tower operators, 3) economic downturn and rising interest rates may negatively affect MTEL's profitability and tower rental income and squeeze its profit margin.
Baca Laporan
Stabilitas nilai tukar Rupiah di kisaran Rp16,000/USD berpotensi menopang IHSG
13 Mei 2024
DJIA mencatatkan rally kedelapan di Jumat (10/5).
Jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools menunjukan peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC September 2024 kini stabil di atas 48%.
Michigan Consumer Sentiment (Prel.) turun ke 67.4 di Mei 2024 dari 77.2 di April 2024.
IHSG berpeluang rebound dan kembali uji pivot 7100 di awal pekan ini.
Sepekan kedepan, IHSG diperkirakan masih fluktuatif di atas level psikologis 7000.
Stabilitas nilai tukar Rupiah di kisaran Rp16,000/USD diyakini berlanjut di pekan ini dan menopang IHSG untuk bertahan di atas level tersebut.
Lonjakan harga minyak akan menjadi drawback dari pemulihan sentimen eksternal di atas.
Baca Laporan
IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di atas 7100
08 Mei 2024
Indeks-indeks Wall Street mayoritas ditutup menguat terbatas pada Selasa (7/5)
Rilis data US Continuing Jobles Claims dan Initial Jobles Claim diperkirakan akan kembali meningkat menyusul pemburukan data tenaga kerja pada pekan lalu.
US Treasury 10 yr bond yield kembali turun dibawah 4.5% pada (7/5)
Relatif lebih baik dari Wall Street, indeks di Eropa ditutup menguat di Selasa (7/5).
Kondisi fundamental tetap stabil dan pertumbuhan laba yang tetap dalam tren positif, menjaga optimisme investor.
IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7100-7150 di Rabu (8/5).
Nilai tukar Rupiah cenderung bertahan di kisaran Rp16,000/USD.
Realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5.11% yoy di 1Q24 turut menopang IHSG dari kecenderungan capital outflow yang masih berlanjut di pasar modal Indonesia.
Cadangan devisa yang diperkirakan turun menjadi $138 miliar pada April dari sebelumnya sebesar $140.40 miliar pada bulan Maret. Meskipun terjadi penurunan, cadangan devisa Indonesia masih di atas standar kecukupan internasional, yaitu 3 bulan impor.
Baca Laporan
Peluang the Fed pangkas sukubunga di September 2024 bertahan di atas 48%
07 Mei 2024
Indeks-indeks Wall Street melanjutkan penguatan di Senin (6/5).
Pemburukan data sektor tenaga kerja di AS yang rilis akhir pekan lalu memicu peningkatan kembali pada peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed di FOMC September 2024.
Jajak pendapat terbaru oleh CME FedWatch Tools menunjukan peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC September 2024 masih bertahan di atas 48%.
Indeks sektor jasa di Euro Area naik ke 53.3 di April 2024 dari 51.5 di Maret 2024 dan Jerman naik ke 53.2 di April 2024 dari 50.1 di Maret 2024.
Israel menyatakan tidak menerima proposal genjatan senjata yang dimoderasi oleh Mesir dan Qatar.
IHSG diperkirakan melanjutkan fase konsolidasi di atas critical pivot 7100.
Indonesia catat realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5.11% yoy di 1Q24, lebih tinggi dari perkiraan di 5% yoy.
Data tersebut turut menopang berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah. Nilai tukar Rupiah menguat 0.37% ke Rp16,020/USD di Senin sore (6/5).
Baca Laporan