Ini Potensi Pasar ACE Hardware Setelah Ganti Nama Jadi AZKO

13 Jan 2025
Mulai Januari 2025, PT Aspirasi Hidup Indonesia (AHI) Tbk yang sebelumnya memiliki merek dagang ACE Hardware (ACES), kini mengubah namanya menjadi AZKO. Hal ini berlangsung setelah tidak diperpanjangnya lisensi ACE Hardware International Holdings, Ltd. pada 31 Desember 2024 lalu oleh PT AHI. Setelah berdiri selama 29 tahun lamanya, ACES –kini AZKO– memiliki pendapatan yang stabil setiap tahunnya. Tercatat pada 9M24, ACES mendapatkan penjualan sebesar Rp6.23 triliun dan menandakan pertumbuhan sebesar 13.37% YOY. Meskipun beban operasional di 9M24 mengalami peningkatan, namun laba usaha ACES juga turut meningkat. Perlu diketahui bahwa kenaikan laba usaha ini didorong oleh pertumbuhan dari segi top-line. Melihat potensi pada ACES yang telah melepas lisensi tersebut, Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai bahwa dalam jangka panjang, pemberhentian lisensi ini dapat menurunkan beban operasional ACES sehingga berpotensi untuk meningkatkan profitabilitas. Apalagi ACES berencana untuk terus melakukan ekspansi agar menjangkau lebih banyak konsumen. Namun, dengan adanya perubahan merek ini, maka biaya beban iklan dan promosi ACES diprediksi akan mengalami peningkatan dalam jangka pendek. Pantau informasi terbaru seputar investasi, saham, serta pasar modal hanya di phintracosekuritas.com dan channel media sosial Phintraco Sekuritas Official lainnya.   Penulis: Linda Aryani Editor: Yundira Putri Rahmadianti
Baca Laporan

Kenali OJK dan Otoritas Lain di Pasar Modal Indonesia

07 Jan 2025
Dalam setiap kegiatan investasi, terutama terkait saham, selalu berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. OJK merupakan lembaga negara yang berfungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan dan non-bank. Untuk sektor jasa keuangan sendiri termasuk pada sektor perbankan dan pasar modal, sedangkan sektor jasa keuangan non-bank meliputi asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Selain OJK, terdapat lembaga atau otoritas lain yang juga termasuk dalam struktur pasar modal Indonesia. Di antaranya adalah PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Perusahaan Efek, Lembaga Penunjang, Profesi Penunjang, Pemodal, Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksadana. Dari beragam otoritas yang ada, masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sebagai contohnya, BEI menjadi media transaksi jual-beli surat berharga, saham, dan instrumen investasi lainnya yang berfungsi untuk menjaga keberlanjutan pasar. Sedangkan KPEI bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan kliring atas transaksi dalam dan di luar pasar modal, serta menyelenggarakan penjaminan penyelesaian transaksi bagi pasar modal. Lalu KSEI merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di Pasar Modal Indonesia yang menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi pasar modal. Di samping itu, Perusahaan Sekuritas turut menjadi bagian dalam struktur pasar modal, salah satu Perusahaan Sekuritasnya ialah Phintraco Sekuritas. Perusahaan Sekuritas sendiri merupakan lembaga keuangan yang memberikan layanan investasi, sehingga nasabah mampu melakukan kegiatan transaksi dan memantau segala pergerakan saham. Selain itu, dalam menjalankan kegiatannya, Perusahaan Sekuritas selalu berada di dalam pengawasan dari OJK.   Penulis: Linda Aryani Editor: Yundira Putri Rahmadianti
Baca Laporan

Inflasi Indonesia Mereda, Waspadai Tantangannya

06 Jan 2025
Sejak Badan Pusat Statistik (BPS) berdiri di tahun 1958, inflasi pada tahun 2024 tercatat sebagai inflasi yang terendah dalam sejarah. BPS sendiri merupakan badan atau lembaga yang berguna untuk melakukan survei serta pengumpulan data dari barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat. Namun sebelumnya, inflasi di tahun 2020 menjadi yang terendah dengan angka 1.68%. Kini, inflasi Indonesia meningkat 20 bps menjadi 1.57% YoY di November 2024 dari 1.55% YoY di Oktober 2024, mencatatkan level terendah sejak Juli 2021 dan berada sedikit di bawah konsensus pasar di 1.6% YoY. Inflasi inti berada 2.26% YoY di Desember 2024, tetap dari bulan sebelumnya. Komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi inti sebesar 1.44% meliputi emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan biaya sewa rumah. Sementara itu, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0.12% YoY di Desember 2024, dari deflasi sebesar 0.32% YoY di November 2024. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga telur ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit. Inflasi harga yang diatur pemerintah tumbuh 0.56% YoY pada November 2024, turun dari 0.82% YoY di November 2024 dengan kontribusi utama dari produk sigaret kretek tangan, mesin, dan sigaret putih mesin. Di samping itu, pelemahan rupiah dan penurunan cadangan devisa termasuk dalam faktor eksternal yang memberikan pengaruh signifikan. Tim Riset Phintraco Sekuritas memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh seiring dengan meningkatnya inflasi di tahun 2025. Ini diakibatkan karena meningkatnya Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6.5% dan penerapan PPN terbaru yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Nah itu dia perkiraan kondisi yang akan dihadapi Indonesia di masa mendatang. Ingin tau informasi terkait investasi, saham, dan pasar modal lainnya? Baca artikel lainnya di website phintracosekuritas.com atau media sosial Phintraco Sekuritas Official.   Penulis: Linda Aryani Editor: Yundira Putri Rahmadianti
Baca Laporan