EXCL: Well-Positioned to Capture Growth in the Fixed Broadband Market

01 Mar 2024
EXCL's FY23 revenue grew 11% YoY to IDR 32.32 bn, driven by digital transformation reducing costs, leading to 15% PAT growth. Anticipating a significant spike in data traffic in March-April 2024 due to election results and Lebaran, which could potentially double EXCL's daily average. EXCL's LinkNet acquisition in 2022 propels it as a key player in Indonesia's fixed broadband. The transition of XL Home to XL Satu, due to the use of fiber optics for wider coverage, enhances competitiveness. With convergence penetration at 75% YoY in FY23. EXCL's 2024 guidance targets revenue growth, maintaining an EBITDA margin of 50% and capital expenditure of Rp8 trillion. Using Discounted Free Cash Flow method with Required Return of 9.95% and Terminal Growth of 2.5% as terminal value.
Baca Laporan

Menanti realisasi indeks manufaktur dan inflasi Indonesia di Februari 2024

01 Mar 2024
Wall Street menguat di Kamis (29/2) dengan Nasdaq dan S&P 500 membukukan level penutupan tertinggi baru. Realisasi inflasi konsumen (PCE Price Index) ke 2.4% yoy di Januari 2024 dari 2.6% yoy di Desember 2023. Penurunan ini memperbesar peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC Juni 2024. Inflasi Jerman menunjukan penurunan signifikan ke 2.5% yoy di Februari 2024 dari 2.9% yoy di Januari 2024. Harga brent oil terkontraksi 0.07% ke US$83.62/barel, sementara harga crude oil menguat 0.36% ke US$78.26/barel di Kamis (29/2). IHSG diperkirakan lanjutkan fase konsolidasi dengan pivot 7300 di Jumat (1/3). Support dan resistance diperkirakan berada dalam rentang 7250-7350. Secara teknikal, indikasi konsolidasi ditunjukan oleh penyempitan negative slope MACD pasca pembentukan golden cross di Stochastic RSI pada oversold area. Indeks manufaktur diyakini masih berada pada level ekspansif, sementara inflasi diperkirakan masih berada di kisaran 2.5% yoy.
Baca Laporan

Inflasi stabil, IHSG lanjutkan rally

29 Feb 2024
Wall Street lanjutkan konsolidasi di Rabu (28/2). Pelaku pasar mengantisipasi data PCE yang menjadi tolak ukur demand pull inflation di AS. PCE Price Index diperkirakan melambat ke 2.4% yoy di Januari 2024 dari 2.6% yoy di Desember 2023. Di satu sisi, data ini belum cukup signifikan untuk merubah ekspektasi pemangkasan sukubunga acuan di FOMC Juni 2024. Di sisi lain, penurunan tersebut mengindikasikan perlambatan aktivitas konsumsi di Januari 2024. Inflasi (preliminary) Jerman diperkirakan melambat ke 2.6% yoy di Februari 2024 dari 2.9% di Januari 2024. IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya pada resistance 7370 di Kamis (29/2). Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak menaikan tarif listrik pada periode Maret s.d. Juni 2024.
Baca Laporan

IHSG diperkirakan menguat terbatas dalam rentang 7300-7330 pada perdagangan Rabu (28/2)

28 Feb 2024
S&P 500 dan Nasdaq Rebound pada perdagangan (27/2) didorong oleh kinerja perusahaan AS yang kuat dan rencana bisnis yang optimis. Perlambatan penjualan ritel AS pada Q4-2023 mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Juni 2024. Mayoritas indeks di Eropa mengalami penguatan terbatas, pasar nampaknya sudah mengantisipasi lemahnya demand di kawasan Eropa. Harga minyak menguat pada Selasa (27/2) dengan OPEC+ diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan volume produksi. Secara teknikal, IHSG bertahan di atas MA20, hal tersebut mengindikasikan fase bullish yang masih terjaga. Investor menunggu data U.S GDP Growth Rate QoQ 2nd Est. (Q4), dengan konsensus memperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi AS di 4Q23. Jepang akan merilis data leading economic index, dengan indikasi terjadi potensi perbaikan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Baca Laporan

IHSG diperkirakan konsolidatif dalam rentang 7250-7330 (27/2)

27 Feb 2024
Indeks-indeks Wall Street melemah di Senin (26/2). Realisasi penjualan rumah baru di AS (661,000) di Januari 2024 yang lebih rendah dari perkiraan pada (680,000). U.S. 10-year Treasury Yield naik ke level 4.276% (26/2), ditengah antisipasi data inflasi AS di akhir pekan ini. Indeks-indeks di Eropa ditutup beragam di Senin (26/2) mengantisipasi sejumlah data penting Eropa di hari ini (27/2). Nikkei 225 kembali mencatatkan level penutupan tertinggi baru di Senin (26/2). IHSG diperkirakan konsolidatif dalam rentang 7250-7330 (27/2). Inflasi Indonesia bulan Februari 2024 dijadwalkan rilis di akhir pekan (1/3) dan diperkirakan masih stabil di kisaran 2.5% yoy. Artinya, inflasi masih berada dalam batas asumsi APBN 2024.
Baca Laporan

BBNI : BBNI the Most API Services Compared by Peers

26 Feb 2024
Net profit grew 14.2% yoy to 20.91 trillion in FY23. This increase is in line with an increase in pre-provision operating profit (PPOP) of 1.6% yoy to 34.97 trillion. Total Loans reached IDR 695,085 billion in FY23, growing 7.6% yoy and 3.5% qoq. Corporate and Consumer Loans support this growth. Loan at Risk (LAR) decreasing trend. LAR was recorded at 12.9% ytd, down 31 bps yoy from 16% ytd in FY22 and 23.3% ytd in FY21. Maintain CASA ratio above 70% by encouraging transactional portfolio growth. BNI has the most Application Programming Interface (API) Services compared to its peers. New growth and future engine for BBNI. In 2Q23, BNI acquired 63.92% of Bank Mayora shares and rebranded it with Hibank. Hibank is the first digital bank to focus on MSMEs. Using the Discounted Cash Flow method with a Required Return of 10.76% and Terminal Growth of 4.58%, we estimate the fair value of BBNI at 6,800 (20.61x expected P/E). Considering BBNI's fair value, we give BBNI a buy rating with a potential upside of 15.74%.
Baca Laporan