Peluang perbaikan nilai tukar Rupiah
18 Apr 2024
>Indeks-indeks Wall Street kembali bergerak fluktuatif di Rabu (17/4).
>Sinyal bahwa the Fed akan menahan sukubunga acuan lebih lama di level saat ini berdampak negatif pada harga saham-saham teknologi.
>Ekspektasi sukubunga yang lebih tinggi memangkas valuasi, sehingga wajar terjadi penyesuaian pada saham-saham yang sudah mencatatkan penguatan harga signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
>Harga minyak melemah lebih dari 3% di Rabu (17/4) setelah Israel dikabarkan menahan diri dalam melakukan serangan balasan ke Iran.
>Kondisi di atas berpeluang mengembalikan the Fed ke skema semula, yaitu peluang pemangkasan di FOMC Juni 2024.
>Dengan demikian, nilai tukar Rupiah berpotensi membaik dalam beberapa hari kedepan.
>IHSG berpeluang kembali coba tutup gap ke kisaran 7180-7200 pada hari ini (18/4).
Baca Laporan
IHSG dibayangi arah kebijakan moneter bank sentral
17 Apr 2024
Pelemahan Wall Street justru cenderung terbatas (16/4) ketika Kepala the Fed, Jerome Powell menyampaikan bahwa sukubunga acuan kemungkinan harus bertahan lebih lama di level saat ini.
Kekhawatiran utama berasal dari potensi lonjakan inflasi seiring kecenderungan kenaikan harga komoditas energi.
Indeks-indeks di Eropa ditutup melemah lebih dari 1% (16/4), ketika ECB President, Christine Lagarde justru memberikan petunjuk mengenai potensi pemangkasan sukubunga acuan dalam waktu dekat.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok (5.3% yoy) lebih baik dari perkiraan (5% yoy) di Q1-2024.
IKK bertahan di atas 123 di Maret 2024.
IHSG berpeluang rebound dengan menutup gap ke kisaran 7200-7240 di Rabu (17/4).
Top picks (17/4) : AKRA, INCO, TKIM, INKP, ADMR, ADRO, JSMR, EXCL dan ISAT.
Baca Laporan
IHSG diperkirakan melemah di hari pertama pasca libur panjang Idul Fitri
16 Apr 2024
Indeks-indeks Wall Street tertekan oleh kekhawatiran penundaan pemangkasan sukubunga acuan oleh the Fed di 2024.
CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC Juni 2024 tinggal tersisa 26.9% dari pekan sebelumnya di atas 60%.
Kondisi ini seiring dengan kecenderungan kenaikan harga komoditas energi, terutama minyak bumi dalam sepekan terakhir.
Kenaikan ini dipicu oleh isu bahwa Israel mengantisipasi potensi direct attack dari Iran.
Harga brent masih bertahan di atas US$90/barel. Eskalasi konflik geopolitik berpotensi mendorong kenaikan harga minyak hingga ke atas level psikologi US$100/barel dalam waktu dekat.
IHSG diperkirakan melemah di hari pertama pasca libur panjang Idul Fitri.
Waspdai support level 7200-7230 di Selasa (16/4).
Saham-saham rate-sensitive, terutama bank, property & real estate dan termasuk automotif sebaiknya diwaspadai di pekan ini.
Baca Laporan
IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7200-7300 di Jumat (5/4)
05 Apr 2024
DJIA lanjutkan pelemahan dan memasuki hari keempat di Kamis (4/4).
Kondisi ini dipicu oleh tren kenaikan harga minyak bumi yang dikhawatirkan memicu kenaikan inflasi di AS.
Minneapolis Fed President, Neel Kashkari meragukan peluang pemangkasan sukubunga, jika inflasi masih tinggi (4/4).
Harga brent tembus US$90/barel di Kamis (4/4). Ketika harga brent melampaui level psikologis US$90/barel, pandangan pasar berubah terhadap peluang pemangkasan sukubunga.
Tren penurunan inflasi di Eropa membuka peluang pemangkasan sukubunga ECB seperti yang tertuang dalam minutes pertemuan terakhir ECB (4/4).
Secara teknikal, IHSG memiliki peluang rebound lanjutan pasca membentuk pola bullish sandwich di Kamis (4/4)
Akan tetapi, sentimen negatif eksternal, khususnya dari Wall Street berpotensi membayangi peluang tersebut.
IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7200-7300 di Jumat (5/4).
Baca Laporan
Pelemahan IHSG diperkirakan lebih terbatas di Kamis
04 Apr 2024
DJIA mencatatkan rally pelemahan selama tiga hari berturut-turut (3/4).
Sementara Nasdaq dan S&P500 sudah mencatatkan rebound di Rabu (3/4).
Kepala the Fed, Jerome Powell (3/4) menyatakan bahwa the Fed masih memerlukan “lebih banyak bukti penurunan inflasi” sebelum memutuskan pemangkasan sukubunga acuan (3/4).
Realisasi inflasi Euro Area di Maret 2024 yang lebih rendah dari perkiraan membuka ruang pemangkasan sukubunga oleh ECB.
Proyeksi neraca perdagangan U.S untuk bulan Februari kembali menunjukkan defisit yang semakin melebar, diperkirakan mencapai US$68 miliar.
Kondisi ini diperkirakan memicu pelemahan USD dalam jangka pendek.
IHSG diperkirakan melemah terbatas dalam rentang pergerakan 7140-7200 pada hari Kamis (4/4).
Indikator Stochastic RSI sudah memasuki oversold area dan adanya critical support level di kisaran 7140 tersebut.
Top picks (4/4) : TKIM, INKP, MEDC, ELSA, LSIP dan AALI
Baca Laporan
INCO: Weathering Short-Term Challenges, Poised for Long-Term Growth
03 Apr 2024
In 4Q23, INCO achieved strong revenue growth of 5.5% QoQ to US$294mn, with FY23 revenue totaling US$1,232.3mn, up 4.5% YoY, driven by increased sales and production, despite a decline in Average Selling Price by -12.1% QoQ attributed to fluctuating LME nickel prices.
INCO effectively controlled costs in 4Q23, reducing cash costs by 8.1% QoQ to US$8,929/tonne while achieving a significant ~16.7% YoY reduction in cash costs to US$17,329/tonne for FY23, driven by lower coal consumption and decreased Coal ASP.
Short-term challenges from nickel prices are expected, but lower costs are poised to drive growth in FY24F, with steady production targets and anticipated decreases in cash costs primarily attributed to lower Fuels & Lubricants and Coal ASP.
Adjusted forecasts for Nickel Matte ASP downwards reflect LME nickel price weaknesses, we anticipated 19.9% YoY decrease in revenue to US$170mn for FY24F, leading to a Net Profit Margin (NPM) of 17.28%.
INCO anticipates limited near-term growth in FY24E, but remains positioned for strong future expansion driven by robust fundamentals, including the completion of key projects in 2026 focusing on Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) and Ferronickel (FeNi), aimed at meeting Indonesia's growing nickel industry downstream projects.
Using the Discounted Cash Flow method with a Required Return of 10.62% and Terminal Growth of 9.46%, we estimate INCO’s fair value at IDR4,548 (implying 16.9x / 1.05x expected P/E and P/BV). This outlook is fueled by INCO’s strong fundamentals, including its strong cost competitiveness and promising long-term growth projects in MHP and FeNi.
By PHINTRACO SEKURITAS | Research
- Disclaimer On -
Contact Us :
WA : 08119055611
IG : phintracosekuritas
YT : Phintraco Sekuritas
TELE : phintasofficial
www.phintracosekuritas.com
www.profits.co.id
Baca Laporan