Daily Fixed Income Report – 26 Februari 2025
Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board (CB) AS mencatat angka 98.3, lebih rendah dari perkiraan 102.7 dan turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 104.1. Penurunan ini mencerminkan melemahnya optimisme konsumen terhadap aktivitas ekonomi, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Jerman menyusut 0.2% QoQ di 4Q24 , sesuai dengan estimasi awal, setelah tumbuh 0.1% di 3Q24. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya perdagangan, dengan ekspor turun 2.2% sementara impor meningkat 0.5%. Secara tahunan, ekonomi Jerman juga mengalami kontraksi 0.2% YoY. Bank of Korea (BoK) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2.75% pada Februari 2025, setelah mempertahankannya di Januari. Ini merupakan pemangkasan ketiga dalam empat bulan terakhir, sejalan dengan ekspektasi pasar, di tengah inflasi yang stabil. Selain itu, BoK merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 1.5% dari sebelumnya 1.9%, dipengaruhi oleh perubahan kebijakan tarif AS, situasi politik domestik.
Rencana BI untuk membeli obligasi pemerintah guna mendanai program perumahan menimbulkan kekhawatiran terkait monetisasi utang dan tata kelola ekonomi makro. Investor waspada terhadap potensi pelebaran defisit anggaran dan risiko stabilitas keuangan yang dapat menekan mata uang serta arus masuk modal asing. Nilai tukar IDR/USD melemah 0.43% menjadi Rp16.345 (25/2) sedangkan dolar indeks bergerak melemah 0.29% di level 106.31 karena pasar memperkirakan ekonomi AS melemah. Yield obligasi negara seri bechmark kompak bergerak naik (25/2) dengan obligasi 5 tahun naik 11 bps menjadi 6.64% sementara 10 tahun tetap stabil di 6.85% . Hasil lelang dari nilai nominal yang dimenangkan sebesar Rp12 triliun dengan bid-cover ratio terbesar pada seri SPNS10112025.
Baca Laporan
Daily Fixed Income Report – 25 Februari 2025
Indeks Chicago Fed National Activity (CFNAI) AS turun menjadi -0.03 pada Januari 2025 dari 0.18 di Desember 2024, menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kontribusi dari konsumsi pribadi dan perumahan melemah, sementara indikator produksi juga menurun. Namun, indikator ketenagakerjaan sedikit meningkat, dan rata-rata tiga bulan CFNAI-MA3 naik ke +0.03 dari -0.13. Tingkat inflasi di Zona Euro tetap di 2,5% pada Januari 2025, tertinggi sejak Juli 2024, terutama akibat lonjakan biaya energi. Sementara itu, inflasi inti tetap di 2,7% untuk bulan kelima berturut-turut sejak Agustus 2024. Indikator Ifo Business Climate Jerman tetap di 85,2 pada Februari 2025, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar. Meskipun optimisme terhadap prospek bisnis meningkat.
Uang beredar M2 tumbuh sebesar 5.9% YoY di Januari 2025 lebih tinggi dari 4.8% YoY di Desember 2024. Hal ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih masing-masing sebesar 9.6% YoY dan 2.4% YoY di Januari 2025. Nilai tukar IDR/USD menguat 0.18% menjadi Rp16.275 sedangkan dolar indeks bergerak melemah 0.02% di level 106.60 hal ini karena data aktivitas ekonomi di AS tumbuh dibawah tren historisnya.Yield obligasi negara seri bechmark bergerak mixed (22/2) dengan obligasi 5 tahun naik 1 bps menjadi 6.53% sementara 10 tahun tetap stabil di 6.77% . Pasar menantikan jadwal lelang obligasi sukuk dengan kupon tertinggi di seri PBS038 reopening sebesar 6.875% yang jatuh tempo di 15 Desember 2049. Dana hasil lelang seri surat berharga syariah ini ditargetkan di Rp10 triliun.
Baca Laporan