IHSG diperkirakan kembali fluktuatif
>Nasdaq memimpin penguatan mayoritas indeks Wall Street di Kamis (1/2).
>Meta melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 25% yoy di Q4-2023 dan mengumumkan rencana pembagian dividen untuk pertama kalinya.
>Inflasi Euro Area di Januari 2023 (3.3% yoy) berada di atas ekspektasi (3.2% yoy).
>BoE menahan sukubunga acuan di level 5.25% (1/2).
>Harga brent oil melemah 1.96% ke US$78.97/barel, sementara harga crude oil melemah ke 2.54% ke US$73.92/barel di Kamis (1/2).
>IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran level psikologis 7200 di Jumat (2/2).
>Inflasi Indonesia berada di 2.57% YoY di Januari 2024.
>Inflasi masih sesuai dengan asumsi makro APBN 2024.
>Daya beli masyarakat Indonesia diyakini masih solid yang diperkuat dengan kondisi IKK yang konsisten di atas 120 dalam beberapa bulan terakhir 2023.
Baca Laporan
IHSG rawan aksi jual di Kamis (1/2)
>Aksi sell-off terjadi di Wall Street di Rabu (31/1).
>The Fed menahan sukubunga acuan di 5.25%-5.5%, namun menyampaikan bahwa sangat kecil peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC Maret 2024.
>Respon pasar yang cukup agresif relatif mengejutkan, mengingat hal diatas sebetulnya relatif sesuai dengan ekspektasi.
>Inflasi di Jerman turun ke 2.9% yoy di Januari 2024 dari 3.7% yoy di Desember 2023.
>Realisasi indeks manufaktur Tiongkok dari NBS (49.2) masih berada di bawah batas ekspansi (50) di Januari 2024.
>Harga brent oil melemah 1.40% ke US$81.71/barel, sementara harga crude oil melemah 2.60% ke US$75.80/barel.
>Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data inflasi di hari ini (1/2) dan pertumbuhan ekonomi di awal pekan depan (5/2).
>IHSG rawan aksi jual di Kamis (1/2). Tetap waspadai support level saat ini di rentang 7150-7175.
Baca Laporan
IMF naikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar ke 3.1% untuk 2024.
>Wall Street bergerak sideways di Selasa (30/1).
>CME FedWatch Tools mencatat peluang the Fed untuk menahan sukubunga acuan di 5.25%-5.5% mencapai 97% pada FOMC tersebut.
>Pasar berharap dapat memperoleh petunjuk mengenai timeframe pemangkasan sukubunga acuan di tahun 2024 dari FOMC tersebut.
>Pertumbuhan ekonomi Euro Area membaik ke 0.1% yoy di Q4-2023 dibandingkan 0% yoy di Q3-2023 dan lebih baik dari perkiraan (0%).
>Tiongkok dijadwalkan rilis indeks manufaktur (NBS) yang diperkirakan sedikit membaik ke 49.2 di Januari 2023 dari 49 di Desember 2023.
>International Monetary Fund (IMF) menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0.2% ke 3.1% yoy di 2024.
>IHSG berpeluang lanjutkan rebound ke kisaran 7200-7230 di Rabu (31/1).
>Inflasi Indonesia diperkirakan melandai dari 2.61% yoy pada Desember 2023 menjadi 2.58% yoy pada Januari 2024.
Baca Laporan
Isu debt crisis di sektor properti Tiongkok mungkin membayangi IHSG
>Indeks-indeks Wall Street menguat di Senin (29/1).
>Penguatan didorong oleh antisilasi srangkaian rilis laporan keuangan Q4-2023 oleh perusahaan teknologi besar dan antisipasi FOMC the Fed.
>Pasar memang tidak berekspektasi the Fed akan memangkas sukubunga acuan dalam FOMC pekan ini, tapi pasar berharap terhadap petunjuk yang lebih jelas mengenai timeframe pemangkasan pada tahun ini.
>Pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi salah satu developer properti di Tiongkok, China Evergrande (29/1).
>Bank sentral Tiongkok nampaknya juga telah mengantisipasi kondisi ini melalui stimulus moneter pada pekan lalu.
>Cadangan devisa Tiongkok juga jauh lebih besar dibanding nilai utang yang default dari China Evergrande.
>Secara teknikal, IHSG berpeluang rebound lanjutan ke kisaran 7175-7200 (30/1).
Baca Laporan
Stimulus moneter oleh PBOC nampaknya memicu capital outflow jangka pendek dari Indonesia
>Mayoritas saham perusahaan bluechip di AS menguat.
>Penguatan tersebut dipicu oleh realisasi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 3.3% qoq di Q4-2023 yang lebih tinggi dari perkiraan di 2% qoq pada periode yang sama.
>Indeks-indeks di Eropa menguat terbatas di Kamis (25/1).
>Pasar merespon keputusan ECB untuk menahan sukubunga acuan di 4.5% (25/1).
>Pemangkasan sukubunga acuan ECB diperkirakan paling cepat di April 2024 dengan peluang mencapai 60% berdasarkan analisa Reuters.
>Harga minyak bumi menguat lebih dari 2% di Kamis (25/1).
>PBOC memperbolehkan bank menyimpan reserves yang lebih kecil (stimulus moneter) mulai 5 Februari 2024.
>Nilai tukar Rupiah melemah 0.73% ke Rp15,820/USD di Kamis (25/1) sore.
>IHSG diperkirakan masih sideways di kisaran 7200 di akhir pekan ini (26/1).
Baca Laporan
Menakar dampak Pemilu ke investasi riil di Indonesia
>Wall Street kembali ditutup beragam di Rabu (24/1).
>Nasdaq ditutup menguat, ditopang oleh penguatan harga saham teknologi.
>FactSet mencatat dari 16% konstituen S&P 500 yang sudah merilis kinerjas Q4-2023, 71% diantaranya melampaui ekspektasi pasar.
>Indeks manufaktur di AS kembali ke atas batas ekspansif (50), tepatnya di 50.3 di Januari 2024.
>Indeks manufaktur Euro Area, Jerman dan Inggris naik signifikan di Januari 2024, meski masih jauh di bawah batas ekspansif (50).
>FDI di Indonesia tumbuh lebih lambat di 5.3% yoy pada Q4-2023 dari 16.2% yoy pada Q3-2023.
>Data tersebut membangun kekhawatiran bahwa peningkatan uncertainty risk pada tahun politik berdampak pada perlambatan realisasi investasi di Indonesia.
>IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dengan support area 7150-7200 di Kamis (25/1).
Baca Laporan
Pasar fokus pada laporan keuangan Q4-2023
>DJIA terkoreksi, sementara indeks Wall Street lain cenderung sideways pada perdagangan Selasa (23/1).
>Pasar mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi Q4-2023 AS (25/1).
>Indeks manufaktur Euro Area, Jerman dan Inggris diperkirakan relatif stagnan atau naik terbatas di area kontraksi (<50) di Januari 2024 (24/1).
>Pasar juga mengantisipasi pertemuan European Central Bank (ECB), tapi tidak berharap banyak terhadap petunjuk pemangkasan sukubunga acuan di 2024 (25/1).
>Harga minyak cenderung terkoreksi setelah Libya dikabarkan kembali mengoperasikan major oil fields dan produksi di North Dakota, AS kembali normal.
>Fokus pelaku pasar di Indonesia masih tertuju pada rilis laporan keuangan Q4-2023 terutama oleh emiten perbankan yang dimulai pada tengah pekan ini.
>IHSG diperkirakan masih akan fluktuatif pada kisaran 7250 di Rabu (24/1).
Baca Laporan
Pasar menakar peluang capital inflow ke pasar modal Indonesia
>Indeks-indeks Wall Street lanjutkan penguatan di Senin (22/1).
>Pasar mengantisipasi hasil pertemuan the Fed (FOMC) di pekan depan (1/1).
>CME FedWatch Tools mencatat penurunan peluang pemangkasan sukubunga acuan pada FOMC Maret 2024 ke kisaran 40% dari posisi awal pekan ini di kisaran 80%.
>European Central Bank (ECB) dijadwalkan menyampaikan keputusan sukubunga acuannya (25/1).
>Moody’s Investor Service memberikan negative outlook pada sovereign creditworthiness di Asia-Pasifik untuk tahun 2024.
>Moody's juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 4% yoy di 2024 dibanding rata-rata 6% yoy sepanjang 2014-2023.
>Kondisi di atas juga berpotensi memicu akselerasi capital inflow ke Indonesia mengingat indikator-indikator makro Indonesia relatif solid di 2023.
>IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7185-7250 di Selasa (23/1).
Baca Laporan
IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan ke level 7280-7300 (19/1)
>Indeks-indeks Wall Street menguat di Kamis (18/1).
>U.S. 10-year Treasury Yield masih bertahan di atas 4.1%, bahkan cenderung menguat.
>Kondisi ini dipicu oleh penurunan signifikan pada U.S. Initial Jobless Claims ke 187 ribu di pekan lalu dari 203 ribu di pekan sebelumnya.
>Sejumlah petinggi ECB menegaskan bahwa terlalu prematur untuk membahas pemangkasan sukubunga acuan saat ini.
>BI mempertahankan suku bunga acuannya di 6% sebagai upaya menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tetap terkendali di level 5.1%-5.3% pada 2024.
>International Energy Agency memperkirakan terdapat peluang pemulihan demand dan gangguan supply akibat musim dingin di AS.
>Harga minyak menguat di kisaran 2% di Kamis (18/1).
>IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan ke level 7280-7300 pada Jumat (19/1).
Baca Laporan
Pelemahan IHSG diperkirakan memasuki area konsolidasi pada kisaran 7150-7200 di Kamis (18/1)
>Indeks-indeks Wall Street melanjutkan koreksi di Rabu (17/1).
>U.S. 10-year Treasury Yield naik ke atas level psikologis 4% di Rabu (17/1).
>Hal ini dipicu keraguan investor terhadap agresivitas the Fed dalam memangkas sukubunga acuan di 2024 menyusul realisasi penjualan ritel di AS yang lebih baik dari perkiraan.
>Inflasi di Inggris naik ke 5% yoy di Desember 2023 dari 3.9% yoy di November 2023.
>Realisasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 5.2% yoy di Q4-2023, lebih rendah dari perkiraan di 5.3% yoy, meskipun lebih baik dari Q3-2023 (4.9% yoy).
>Pelemahan IHSG diperkirakan memasuki area konsolidasi pada kisaran 7150-7200 di Kamis (18/1).
>Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan sukubunga acuan di 6% (17/1) belum direspon sepenuhnya oleh pasar.
>Pernyataan terbaru BI mengindikasikan belum ada timeframe pemangkasan sukubunga BI di 2024.
Baca Laporan