Kondisi nilai tukar Rupiah masih menjadi pemberat IHSG untuk keluar tekanan jual

20 Jun 2024
Wall Street libur untuk memperingati Independence Day di Rabu (19/6). Dari data ekonomi, U.S. NAHB Housing Market Index turun ke 43 di Juni 2024 dari 45 di Mei 2024. Data tersebut mengindikasikan pelemahan di pasar properti yang merupakan salah satu penopang ekonomi AS. Hal ini menopang peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed sebesar 59.5% di September 2024 (CME FedWatch Tools). Tanpa arahan Wall Street (19/6), mayoritas indeks di Eropa melemah di Rabu (19/6). Relatif hanya FTSE yang melemah dari sejumlah bursa utama di Eropa merespon penurunan inflasi Inggris ke 2% yoy di Mei 2024 dari 2.3% yoy di April 2024. Artinya, inflasi di Inggris telah mencapai target BoE dan pasar berharap kejutan dari BoE dalam pertemuan pekan ini (20/6). Tanpa adanya perubahan sentimen yang berarti, harga minyak bumi berakhir flat (masing-masing –0.1%) di perdagangan Rabu (19/6). Sementara U.S. 10-year Treasury Yield ditutup di kisaran 4.20% di Selasa (18/6). Kondisi nilai tukar Rupiah masih menjadi pemberat IHSG untuk keluar tekanan jual. IHSG masih berpeluang uji 6700 dengan critical support level berikutnya di 6650. Sejumlah sentimen positif belum mampu memicu pembalikan arah IHSG. Pertama adalah peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed di September 2024 (CME FedWatch Tools), spekulasi pemangkasan sukubunga acuan BoE dalam Waktu dekat dan kenaikan nilai ekspor Indonesia sebesar 2.86% yoy di Mei 2024. Sejumlah isu domestik, terutama terkait dengan nilai tukar Rupiah menekan IHSG. Pertama adalah adanya kekhawatiran mengenai kenaikan defisit anggaran pada APBN 2024 seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini dan sejumlah program prioritas di 2024. Kedua adalah wacana kenaikan harga minyak goreng rakyat (MinyaKita) sebagai salah satu dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah. Faktor kedua berpotensi memicu kenaikan inflasi yang bisa berdampak pada pelemahan laju pertumbuhan ekonomi di 2H-2024. Saham-saham yang dapat diperhatikan di Kamis (20/6) diantaranya TLKM, INCO, ELSA, INTP dan ACES.  
Baca Laporan

IHSG berpotensi rebound ke kisaran 6750-6780 (19/6)

19 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street lanjutkan penguatan di Selasa (18/6). S&P 500 kembali mencatatkan rekor penutupan baru seiring dengan berlanjutnya rally penguatan harga saham Nvidia (18/6). Pertumbuhan penjualan ritel di AS turun ke 2.3% yoy di Mei 2024 dari 2.7% yoy di April 2024. Jajak pendapat oleh CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan 25 bps di September 2024 kembali meningkat ke 61.1% (18/6). BoE diperkirakan masih menahan sukubunga acuan di 5.25%. (20/6). Penguatan harga komoditas dipicu ekspektasi peningkatan permintaan dari Tiongkok menyusul kenaikan pertumbuhan penjualan ritel ke 3.7% yoy di Mei 2024 dari 2.3% yoy di April 2024. IHSG berpeluang rebound di perdagangan Rabu (19/6). Klarifikasi tim Prabowo-Gibran bahwa isu rencana menaikan rasio utang terhadap PDB menjadi 50% tidak benar dan merupakan rumor. Sebagai informasi, rasio utang terhadap PDB Indonesia berada di 39.9% per 2022.
Baca Laporan

IHSG berpeluang technical rebound

14 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street menguat di Kamis (13/6). S&P 500 kembali mencatatkan rekor penutupan tertinggi baru (13/6). PPI AS terkontraksi 0.2% mom di Mei 2024 dari kenaikan 0.5% mom di April 2024. U.S. initial jobless claims naik ke 242 ribu di pekan lalu dari 229 ribu pada pekan sebelumnya. Peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed naik signifikan ke 62% di September 2024 berdasarkan CME FedWatch Tools. U.S. 10-year Treasury Yield turun ke level 4.25% di Kamis (13/6). BoJ akan menahan sukubunga acuan di level 0.1% pada pertemuan Jumat (14/3). Nilai tukar Rupiah menguat terbatas ke Rp16,265/USD (-0.15%) di Kamis (13/6) sore dan berpotensi berlanjut di Jumat (14/6). IHSG berpeluang technical rebound terbatas kembali ke pivot 6850 di Jumat (14/6).
Baca Laporan

IHSG berpeluang technical rebound terbatas di Kamis (13/6)

13 Jun 2024
Wall Street terus melanjutkan rally di Rabu (12/6). The Fed menilai adanya limited progress pada penurunan inflasi di AS ke target the Fed di 2%. Inflasi terakhir berada di 3.3% yoy di Mei 2024, turun 10 bps mom. The Fed memperkirakan hanya ada satu kali pemangkasan sukubunga acuan di 2024. Pernyataan tersebut menjadi petunjuk kuat bahwa pemangkasan mungkin baru dilakukan pada November 2024. U.S. 10-year Treasury Yield tertahan di bawah 4.3% di Rabu (12/6). Inflasi di Tiongkok stagnan di 0.3% yoy di Mei 2024. Indikasi pemulihan ekonomi Tiongkok tidak secepat perkiraan. Akan tetapi, menjadikan real growth saat ini relatif attractive bagi investor. Secara teknikal, IHSG membentuk spinning bottom di Rabu (12/6). Dengan demikian terdapat peluang technical rebound terbatas ke kisaran 6880-6900 di Kamis (13/6).
Baca Laporan

Pergerakan IHSG masih dibayangi sejumlah rilis data inflasi Global dan Regional pada Rabu (12/6)

12 Jun 2024
Nasdaq dan S&P 500 kembali melanjutkan penguatannya sementara DJIA ditutup melemah. Investor cenderung wait and see terhadap rilis data suku bunga The Fed yang diperkirakan tetap di level 5.50% Data inflasi Amerika per Mei yang akan dirilis pada hari ini, diperkirakan stabil di 3.40%. Sementara, inflasi di Jerman diperkirakan meningkat ke 2.40% dari 2.20%. IHSG diperkirakan masih akan berfluktuasi di area 6800-6900 pada Rabu (12/6). Data penjualan ritel domestik bulan April menunjukkan penurunan signifikan ke level -2.70% dari bulan sebelumnya yang berada di 9.30%. Dari Regional, pada hari ini Investor menanti data Inflasi bulan Mei di Jepang dan Tiongkok. Top Picks pada Rabu (12/6) meliputi rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang rebound untuk ANTM, INCO, ADMR.
Baca Laporan

IHSG berpotensi konsolidasi di level 6,900-6,950 pada Selasa (11/6)

11 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street rebound di Senin (10/6). S&P 500 dan Nasdaq kembali mencatatkan level tertingginya. Investor menanti rilis data Indeks harga konsumen per Mei dan keputusan suku bunga The Fed yang pada Rabu (12/6). U.S. 10 year Treasury Yield kembali meningkat ke kisaran 4.5% di perdagangan Senin (10/6). Kekhawatiran akan terjadinya instabilitas politik memicu pelemahan Indeks-Indeks di Eropa. IHSG berpotensi konsolidasi di kisaran level 6,900-6,950 pada perdagangan Selasa (11/6). Rilis data penjualan ritel bulan April pada Selasa (11/6) diperkirakan mengalami penurunan dari sebelumnya 9.3%. Indeks keyakinan konsumen yang rilis mengalami penurunan menjadi 125.2 di Mei dari 127.7 di April seiring dengan telah berakhirnya periode lebaran. GDP 1Q24 Jepang kembali terkontraksi (-1.8%) dari 0.4% di 4Q23, meskipun lebih baik dari perkiraan sebesar -1.9%. Pasar menantikan rilis data Inflasi China bulan Mei pada Rabu (12/6) yang diperkirakan tetap stabil di level 0.3% YoY.
Baca Laporan

IHSG jaga peluang rebound ke atas level psikologis 7000 di Jumat (7/6)

07 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street bergerak terbatas di Kamis (6/6). Wall Street dibayangi sikap wait and see jelang rilis data Non Farm Payrolls dan Unemployment Rate untuk bulan Mei 2024. Indeks-indeks di Eropa menguat signifikan di Kamis (6/6). ECB memangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps ke 4.25% (6/6). U.S. Treasury Yield relatif sideways di kisaran 4.3% di perdagangan Kamis (6/6). Sentimen di atas berpotensi menjaga tren penurunan yield untuk beberapa waktu kedepan. Tidak ada perubahan pada peluang pemangkasan the Fed Rate di September 2024, tetap di atas 55% berdasarkan jajak pendapat terbaru oleh CME FedWatch Tools. Nilai tukar Rupiah berpeluang lanjutkan penguatan di Jumat (7/6). IHSG berpeluang lanjutkan penguatan ke atas level psikologis 7000 di Jumat (7/6).
Baca Laporan

CME FedWatch Tools mencatat kenaikan signifikan pada peluang pemangkasan the Fed Rate di September 2024

06 Jun 2024
Nasdaq (+1.96%) memimpin penguatan mayoritas indeks Wall Street di Rabu (5/6). CME FedWatch Tools mencatat kenaikan signifikan pada peluang pemangkasan 25 bps di September 2024 menjadi 58.7%. Salah satu faktor yang memperbesar peluang di atas adalah rencana European ECB untuk memangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan hari ini (6/6). Harga minyak mencatatkan technical rebound (5/6) pasca pelemahan lebih dari 4% dalam dua hari perdagangan sebelumnya. U.S. 10-year Treasury Yield melanjutkan pullback di Rabu (5/6) seiring dengan peningkatan ekspektasi pemangkasan sukubunga acuan the Fed di September 2024. Saham-saham bluechip konvensional, terutama bank dapat diperhatikan di Kamis (6/6). BBCA, BBRI dan BBNI, termasuk TLKM dan ASII menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih dalam di Rabu (5/6). IHSG tetap berpeluang rebound, kembali ke atas level psikologis 7000 di Kamis.
Baca Laporan

Harga minyak melemah, inflasi lebih cepat turun

05 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street menguat terbatas di Selasa (4/6). Pasar mengantisipasi data U.S. Non Farm Payrolls dan U.S. Unemployment Rate di akhir pekan nanti (7/6). Data tersebut akan menjadi faktor penting yang dipertimbangkan the Fed terkait timeframe pemangkasan sukubunga acuannya di 2024. Euforia terhadap perkiraan pemangkasan sukubunga acuan ECB di Kamis (6/6) mereda di Eropa. Pasar mulai menimbang-nimbang dampak dari perkiraan kenaikan inflasi Euro Area ke 2.6% yoy di Mei 2024 terhadap arah kebijakan ECB kedepannya pasca pemangkasan pada pekan ini. Harga brent dan crude masing-masing melemah 1.07% dan 1.31% di Selasa (4/6). Secara teknikal, IHSG berpotensi lanjutkan rebound untuk untuk menguji kembali level 7140-7150 di Rabu (5/6).
Baca Laporan

Euforia pemangkasan ECB Rate hanya sementara

04 Jun 2024
Indeks-indeks Wall Street berakhir mixed di awal Juni (3/6). U.S. ISM Manufacturing PMI turun ke 48.7 di Mei 2024 dari 49.2 di April 2024. Kondisi ini memicu kekhawatiran terhadap outlook pertumbuhan ekonomi AS, tapi di sisi lain diyakini memperbesar peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed dalam FOMC September 2024. ECB diperkirakan memangkas sukubunga acuan sebesar 25 bps dalam pertemuan Kamis (6/6). OPEC+ mempertimbangkan untuk melakukan pengurangan terhadap pemangkasan produksi dari posisi saat ini sebesar 2.2 juta barel per hari mulai Oktober 2024. Hal ini memicu pelemahan harga minyak hingga 3% di Senin (3/6). Perhatikan potensi fluktuasi lanjutan IHSG di kisaran pivot 7050-7075 di Selasa (4/6). Inflasi total Indonesia turun ke 2.84% yoy di Mei 2024 dari 3% yoy di April 2024 dan indeks manufaktur Indonesia turun ke 52.1 di Mei 2024 dari 52.9 di April 2024. Kedua data tersebut mengindikasikan perlambatan aktivitas ekonomi di Mei 2024.
Baca Laporan