Perbedaan Zakat, Infak, dan Wakaf Saham

28 Mei 2025
Zakat, infak, dan wakaf saham merupakan bentuk filantropi Islam yang terdapat di Pasar Modal Indonesia. Fitur filantropi ini dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan kebaikan serta memperoleh pahala dalam berinvestasi. Baik zakat, infak, maupun wakaf memiliki tujuan yang berbeda-beda. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam dan harus ditunaikan setiap tahunnya ketika sudah mencapai haul dan nisabnya. Sedangkan infak merupakan pemberian sukarela, serta wakaf adalah pemberian secara sukarela yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh orang banyak dan terus berlanjut. Untuk lebih lengkapnya, mari simak perbedaan zakat, infak, dan wakaf pada penjelasan berikut.   Zakat Saham

A. Pengertian Zakat Saham

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat nisab dan haul. Zakat tidak hanya berlaku atas penghasilan atau harta seperti emas dan uang tunai, tetapi juga mencakup paper asset seperti instrumen investasi saham. Selain itu, ada pula zakat saham merupakan kewajiban zakat yang harus dipenuhi oleh umat muslim yang telah memiliki saham mencapai syarat nisab dan haulnya. Sama seperti dengan zakat lainnya, zakat saham bertujuan untuk membersihkan harta kekayaan dan membantu sesama umat muslim.  

B. Kapan Zakat Saham Harus Dibayarkan?

Zakat saham harus dibayarkan oleh umat muslim ketika sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan, di antaranya sudah mencapai syarat nisab yang setara dengan 85 gram emas dan haul dengan masa kepemilikan saham selama satu tahun. Jika semuanya telah terpenuhi, maka hukumnya wajib bagi umat muslim untuk menunaikan zakat saham.  

C. Mekanisme Zakat Saham

Pembayaran zakat saham dapat dilakukan melalui broker atau perusahaan sekuritas dengan cara menginstruksikan kepada perusahaan untuk menghitung dan memotong sebagian nilai saham yang dimiliki sesuai ketentuan zakat (sebesar 2,5% dari nilai pasar jika telah mencapai nisab dan haul). Namun saat melakukan zakat, biasanya akan melibatkan amil zakat dan mustahik di dalamnya. Di mana amil zakat merupakan individu atau lembaga yang mengelola zakat sebelum disalurkan pada orang-orang yang berhak menerimanya, atau disebut sebagai mustahik. Sehingga nantinya nilai zakat tersebut akan disalurkan oleh perusahaan ke amil zakat  resmi yang akan diteruskan pendistribusiannya ke mustahik.  

D. Dalil Zakat Saham

Dalil-dalil zakat saham terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum yang mewajibkan semua jenis harta yang telah memenuhi syaratnya wajib dikeluarkan zakatnya. Di antaranya terdapat dalam QS. At Taubah: 103 yang berbunyi “Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.  

E. Bagaimana Cara Menghitung Zakat Saham?

i. Ketentuan Zakat Saham
  • Nisab: 85 gram emas
  • Haul: 1 tahun
  • Kadar: 2,5%
  • Perhitungan Zakat: (Nilai Saham + Dividen) x 2,5%
ii. Cara Menghitung Tn. Phintas memiliki 100.000 lembar saham ABCD dengan harga nominal Rp2.000/lembar. Pada akhir tahun buku, setiap lembar saham mendapatkan dividen Rp500. Lalu bagaimana perhitungan zakatnya?
  • Nisab zakat saham ditentukan berdasarkan nilai pasar emas.
  • Pada tanggal 25 Mei 2025, harga emas per gram adalah sebesar Rp1.862.500.
  • Maka, nisab zakat saham setara dengan:
85 gram x Rp1.862.500 = Rp158.312.500
  • Ketentuan haul zakat saham adalah satu tahun kepemilikan penuh atas saham tersebut.
Untuk mengetahui apakah nilai saham yang dimiliki telah mencapai nisab, maka perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut: Infak Saham

A. Pengertian Infak Saham

Infak saham merupakan kegiatan menyisihkan sebagian atau seluruh harta dari investasi saham untuk diberikan sebagai infak, misalnya ke masjid, anak yatim, atau program sosial lainnya. Infak saham sifatnya tidak wajib atau sukarela dan tidak ada batasan waktu tertentu seperti zakat, sehingga dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dan kemampuan investor. Meskipun tidak wajib, tetapi infak saham sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk saling berbagi ke sesama.  

B. Mekanisme Infak Saham

Mekanisme infak saham dilakukan oleh investor dengan cara menginfakkan sebagian saham yang dimiliki dalam portofolionya. Dalam hal ini, perusahaan sekuritas akan menjadi perantara antara investor dengan amil zakat. Perusahaan sekuritas akan memfasilitasi proses transfer saham dari portofolio investor ke portofolio amil zakat untuk dilanjutkan penyalurannya ke mustahik, baik dalam bentuk tunai ataupun saham.  

C. Bagaimana Cara Menghitung Infak Saham?

Dengan sifat infak saham yang sukarela, maka investor dapat menginfakkan sahamnya dalam jumlah berapapun tanpa ada batasan. Cara perhitungannya seperti: Nilai Infak = Jumlah Saham x Harga per Lembar Saham Contohnya:
  • Total saham dimiliki sebanyak 200 lot
  • Harga saham saat ini sejumlah Rp2.000/lembar
  • Niat infak sebesar 10% dari total saham
Maka perhitungannya:
  • Nilai 10% dari 200 lot adalah 20 lot
  • Jumlah 20 lot sama dengan 2.000 lembar saham
  • Maka, nilai infak: 2.000 x Rp2.000 = Rp4.000.000
  Wakaf Saham

A. Pengertian Wakaf Saham

Wakaf saham merupakan salah satu kegiatan sedekah jariyah atau berbagi saham secara sukarela pada pihak lain. Dalam wakaf saham, tidak hanya saham itu sendiri yang dapat diwakafkan tetapi juga dengan capital gain yang diperoleh dari kegiatan investasi.  

B. Mekanisme Wakaf Saham

Mirip seperti infak saham, pelaksanaan wakaf saham juga dibantu oleh perusahaan sekuritas. Perbedaan keduanya terletak pada penerima transfer saham, di mana wakaf saham diterima oleh nadzir atau nazhir sebagai pihak yang menerima harta wakaf untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan permintaan pemberi wakaf (disebut sebagai wakif). Sehingga agar wakaf saham dapat terjadi, investor dan juga nadzir harus memiliki akun saham syariah di satu perusahaan sekuritas yang sama.   Penulis: Riska Novi Cahyani Editor: Yundira Putri Rahmadianti & Dhira Parama Yuga  
Baca Laporan

Pasar Modal Syariah: Ketahui Pengertian dan Karakteristiknya

18 Mar 2025
Pasar Modal Indonesia memiliki dua jenis, yaitu syariah dan konvensional. Perbedaannya, pada pasar modal syariah menerapkan prinsip syariah dalam kegiatan transaksi, produk, serta mekanisme transaksinya. Sebaliknya, pada pasar modal konvensional tidak menerapkan prinsip syariah. Jika Sahabat Profits ingin berinvestasi pada produk investasi berbasis syariah di Pasar Modal Indonesia, maka Anda dapat memilih pasar modal syariah sebagai sarana investasi Anda. Namun, untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai pasar modal syariah, mari kita simak pengertian serta karakteristik dari pasar modal syariah di bawah ini! Pengertian Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah merupakan wadah untuk berinvestasi yang transaksinya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Pasar modal syariah bertujuan untuk memfasilitasi transaksi jual beli beragam instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah, sehingga pasar modal syariah dapat menjadi sarana untuk mengembangkan ekonomi syariah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai dan prinsip syariah dalam kegiatan berinvestasi. Karakteristik Pasar Modal Syariah
  1. Efek atau Surat Berharga yang Diperdagangkan
Efek atau surat berharga yang diperdagangkan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga transaksi yang dilakukan tidak mengandung unsur riba atau berbunga, gharar (ketidakpastian), dan maisir (judi).
  1. Mekanisme Transaksi
Di pasar modal syariah, Sahabat Profits tidak dapat bertransaksi menggunakan margin atau hutang, sehingga transaksi yang dilakukan cash basis atau dengan uang yang tersedia.
  1. Rekening Dana Nasabah (RDN)
Pada pasar modal syariah, rekening dana nasabah (RDN) yang digunakan adalah rekening dari bank syariah yang ditunjuk untuk keperluan penyelesaian transaksi efek.  Hal ini berbeda dengan pasar modal konvensional karena rekening dana nasabah boleh menggunakan rekening bank regular untuk pencairan atau penyelesaian transaksi.
  1. Pihak yang Mengawasi
Pada dasanya pasar modal Indonesia, baik yang konvensional maupun syariah, diawasi oleh lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun untuk pasar modal syariah, OJK dibantu oleh lembaga Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) untuk memberikan pedoman dalam penerapan prinsip syariah dan memastikan produk serta kegiatan usaha keuangan syariah berjalan sesuai syariat Islam dengan cara menerbitkan fatwa. Perbedaan Pasar Modal Syariah dan Konvensional   Penulis: Riska Novi Cahyani Editor: Yundira Putri Rahmadianti & Dhira Parama Yuga
Baca Laporan

Foreign Index Futures (KBIA) Resmi Diluncurkan

10 Mar 2025
Di hari Selasa (25/2), Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengeluarkan produk Foreign Index Futures di Indonesia secara perdana.   Foreign Index Futures atau Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) merupakan produk derivatif baru, hasil kerja sama antara BEI dan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KBIA memiliki underlying indeks MSCI Hong Kong Listed Large Cap yang dapat mempresentasikan saham-saham berkapitalisasi besar di Hong Kong Stock Exchange.   Jika dibandingkan dengan produk investasi lainnya, KBIA memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
  • Produk KBIA dapat digunakan untuk bertransaksi indeks luar negeri dengan tetap menjadi investor pasar modal Indonesia.
  • KBIA dapat dimanfaatkan ketika kondisi bullish atau bearish, sehingga investor dapat meraih potensi keuntungan dengan melakukan pembelian (long) ketika bullish dan penjualan (short) ketika bearish.
  • KBIA memiliki tingkat leverage hingga 33 kali lipat contract size sebesar Rp10.000 per poin indeks dan dana yang dibutuhkan untuk mentransaksikan produk ini hanya sekitar Rp200.000.
  • Penyelesaian produk derivatif diselesaikan secara tunai dalam satu Hari Bursa (T+1), sehingga realisasi keuntungan bisa didapatkan lebih cepat.
  Selain KBIA, terdapat produk derivatif lainnya yaitu Single Stock Futures (SSF) yang sama-sama berpotensi menghasilkan keuntungan bagi investor dengan melakukan transaksi long atau short. Perbedaan dari keduanya terletak pada pasar investasi di mana SSF menawarkan produk dalam negeri, sedangkan KBIA menawarkan produk investasi luar negeri. Selain itu, underlying SSF berasal dari saham Indonesia dan KBIA berasal dari indeks asing.   Kini Phintraco Sekuritas merupakan salah satu dari beberapa perusahaan Anggota Bursa (AB) yang menyediakan layanan derivatif SSF dan KBIA. Sehingga Sahabat Profits dapat melakukan transaksi produk SSF & KBIA di Profits Derivatives. Untuk informasi selengkapnya mengenai Foreign Index Futures (KBIA), hubungi Customer Service Phintraco Sekuritas di 0811-9560-188.   Investasi sekarang bersama Phintraco Sekuritas.   Penulis: Yundira Putri Rahmadianti Editor: Dhira Parama Yuga & Indra Kelana
Baca Laporan

January Effect: Apakah Terjadi Setiap Tahun?

23 Jan 2025
Apa itu January Effect? Fenomena January Effect pertama kali diungkapkan oleh Investment Banker bernama Sidney B. Wachtel pada 1942. Sidney mengungkapkan bahwa saham-saham berkapitalisasi pasar kecil akan bergerak mengungguli saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar. January Effect merupakan fenomena kenaikan harga saham yang biasanya sering terjadi pada bulan Januari. Peristiwa ini merupakan momentum yang dinantikan oleh trader maupun investor untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang maksimal. Investor atau trader biasanya melakukan strategi dengan membeli saham sebelum bulan Januari.   Penyebab January Effect January Effect terjadi karena ada beberapa hal, di antaranya:
  1. Adanya Penggunaan Bonus Akhir Tahun

Pada umumnya, investor dan trader memanfaatkan bonus akhir tahun sebagai sumber dana untuk membeli saham di awal tahun, khususnya pada bulan Januari.

  1. Lanjutan Fenomena Window Dressing

Biasanya Manajer Investasi pada saat akhir tahun di bulan Desember melakukan evaluasi portofolio dengan menjual saham-saham yang mengalami penurunan, sebagai gantinya Manajer Investasi akan kembali membeli saham pada awal tahun di bulan Januari.

  1. Psikologi Investor atau Trader

Pada awal tahun baru, banyak investor dan trader yang membuat resolusi keuangan dan investasi untuk meningkatkan keuangan pribadi menjadi lebih baik.

  Apakah Fenomena January Effect Selalu Terjadi?   Jika dilihat secara historis selama 10 tahun terakhir, IHSG tidak selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2017, 2020, 2021, 2023 dan 2024, IHSG pada bulan Januari mengalami koreksi atau pelemahan. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir, terdapat 6 Januari dengan kenaikan (hijau) dan 4 Januari dengan penurunan (merah). Sehingga fenomena January Effect ini tidak selalu terjadi. Untuk melakukan transaksi jual-beli saham yang aman, mudah, dan terjangkau, gunakan Profits Anywhere dari Phintraco Sekuritas. Dengan fitur Trend Meter, kita dapat mengetahui tren saham potensial bearish atau bullish. Download aplikasi Profits Anywhere untuk gunakan beragam fiturnya.   Penulis: Riska Novi Cahyani Editor: Yundira Putri Rahmadianti
Baca Laporan

Intip Market Outlook 2025 di Tengah Perubahan Kepemimpinan dan Geopolitik

11 Des 2024
Phintraco Sekuritas kembali mengadakan kegiatan Market Outlook yang bertujuan memberikan informasi yang utuh dan berimbang kepada Bapak-Ibu sekalian mengenai outlook ekonomi dan Pasar Modal Indonesia di tahun 2025, sehingga Bapak-Ibu sekalian dapat Menyusun strategi investasi terbaik. Market Outlook kali ini bertemakan “Navigating the Shifting Tide” dengan judul “Cruising the Election and Geopolitical Waves”. Di Market Outlook 2025 kali ini, Phintraco Sekuritas mengundang Poltak Hotradero selaku Penasihat Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia, Dr. Hans Kwee, S.E., M.A., M.E. selaku Pengamat dan Praktisi Pasar Modal, serta Andi Setiawan selaku Vice President Investor Relations di PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk sebagai narasumber ahli. Hadirnya kepemimpinan baru di Indonesia dan lebih dari 40 negara lainnya di tahun ini membuka kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kebijakan, baik kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Belum lagi, potensi perubahan kebijakan juga mungkin terjadi di negara-negara dengan ekonomi besar, khususnya AS dan beberapa anggota Uni Eropa yang juga baru saja melangsungkan Pemilu pada akhir tahun 2024. Selain isu politik, tahun 2025 akan diramaikan dengan peningkatan tensi geopolitik di Eropa Timur dan Timur tengah yang turut memberikan pengaruh bagi pasar.  Menurut Dr. Hans Kwee, S.E., M.A., M.E., di tahun 2025, perang fisik akan berakhir menjadi perang dagang, khususnya antara AS dengan Tiongkok. Perang dagang, misalnya melalui saling balas tarif impor akan berdampak negatif ke ekonomi global, tidak terkecuali AS dan Tiongkok. Oleh sebab itu, Emerging Market mungkin akan kembali menarik dan meredam outflow dari Emerging Market. Di sisi lain, yield acuan di AS kemungkinan masih akan tinggi. Untuk Indonesia,  Dr. Hans Kwee, S.E., M.A., M.E. mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di angka 5% hingga 5.5% dengan inflasi cukup rendah pada rentang 1.5% hingga 3.5%. Melalui paparannya, Dr. Hans Kwee, S.E., M.A., M.E juga memberikan rekomendasi instrumen investasi berupa government bond yield jangka panjang dan saham dengan nilai fundamental yang baik. Beberapa contoh dari saham tersebut di antaranya ialah saham blue chip, big 4, serta energi baru dan terbarukan. Selanjutnya, Poltak Hotradero memaparkan gambaran ekonomi global pada 2025 yang tidak berbeda jauh dari 2024 dengan motor pertumbuhan ekonomi tetap pada Emerging Market. Sama seperti yang diungkapkan oleh Dr. Hans Kwee, S.E., M.A., M.E., Poltak Hotradero juga mengungkapkan bahwa ekonomi di negara maju turut menghadapi dinamika karena beberapa di antaranya mengalami perlambatan sedangkan beberapa lainnya mengalami rebound. Poltak Hotradero menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa di atas 5%, tepatnya 5.1% mengacu pada proyeksi terakhir IMF. Kebijakan-kebijakan Perlinsos diharapkan membantu pertumbuhan ekonomi dan dinilai tidak memberatkan anggaran. Lebih spesifik, Poltak Hotradero menyampaikan bahwa saham-saham rate-sensitive, seperti perbankan, otomotif, real estate, dan konstruksi mungkin diuntungkan di 2025. Sektor defensif, seperti consumer good dan kesehatan dapat diperhatikan sebagai penyeimbang portofolio. Sementara itu, Andi Setiawan membahas mengenai prospek telekomunikasi dalam pasar modal di tahun 2025. Menurutnya, sektor telekomunikasi juga memiliki prospek yang besar di masa mendatang. Andi Setiawan juga menyampaikan serangkaian kinerja positif yang dicatatkan oleh MTEL sepanjang 2024, rencana kedepan sampai dengan informasi mengenai kebijakan dividen. Dalam kesempatan ini, Andi Setiawan juga menanggapi sejumlah isu menarik yang tengah beredar di antara investor, misalnya terkait manfaat keberadaan sovereign wealth fund terhadap Perseroan yang tergabung di dalamnya. Selain paparan yang telah disampaikan di atas, masih banyak penjelasan dan materi menarik lainnya yang dikemukakan oleh pembicara dalam Market Outlook 2025. Untuk simak pembahasan selengkapnya, Anda dapat mengunjungi tautan berikut: [embed]https://www.youtube.com/live/H3M9fb1X6bc?si=clc-E3iBV5kth0MM[/embed]  
Baca Laporan