Panduan Cerdas Memilih Produk Investasi di Pasar Modal
Sebagai investor pasar modal, Sahabat Profits perlu mengetahui bahwa setiap produk investasi pasar modal memiliki karakteristik risiko (risk) dan keuntungan (return) yang berbeda-beda. Sehingga dengan memahami keduanya, investor dapat menentukan pilihan investasi yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Maka dari itu, yuk cari tau bersama apa saja risk dan return dari produk investasi saham, obligasi, reksa dana, dan derivatif.
- Saham
Dalam produk investasi ini, investor yang memilih berinvestasi di saham memiliki return berupa:
- Potensi imbal hasil yang besar dalam jangka waktu panjang.
- Capital gain dengan harga jual lebih tinggi daripada harga beli.
- Ketika perusahaan berhasil meraih keuntungan, sebagian laba bersih akan diberikan kepada investor dalam bentuk dividen.
Sedangkan, risk berinvestasi di saham, diantaranya:
- Capital loss sebagai kebalikan dari capital gain. Jika capital gain adalah selisih harga jual tinggi, maka capital loss merupakan harga saham yang turun hingga dibawah harga beli.
- Tidak adanya dividen karena tidak semua perusahaan membagikan dividen. Ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena adanya penggunaan laba bersih untuk melakukan ekspansi.
- Perusahaan delisting. Jika delisting, maka perusahaan keluar dari bursa dengan beragam alasan, seperti bangkrut atau go private.
Dari risk and return di atas, dapat dikatakan bahwa profil risiko investasi di saham terbilang tinggi. Sehingga produk investasi saham cocok bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi harga untuk potensi hasil imbal yang besar.
Profil Risiko: ★★★★☆ atau 4/5.
- Obligasi
Investasi pada obligasi memiliki profil risiko yang lebih terukur dibandingkan saham. Return yang didapat investor yaitu:
- Menerima pendapatan tetap berbentuk kupon setiap periode tergantung jenis obligasi yang dibeli.
- Capital gain berupa selisih pembelian harga obligasi yang lebih tinggi dibandingkan harga jual.
- Rendahnya risiko tidak dibayarkan yang sangat rendah, terutama untuk obligasi milik negara karena telah terjamin oleh negara. Sebab obligasi memiliki banyak seri, mulai dari obligasi pemerintah sampai korporasi.
Lalu bagaimana untuk risk yang diterima investor walaupun terbilang terstruktur?
Beberapa risk yang perlu diketahui, diantaranya:
- Investor bisa mengalami gagal bayar (default) di mana penerbit obligasi tidak mampu membayar kupon dan pokok utang saat jatuh tempo.
- Fluktuasi harga terjadi berbanding terbalik dimana obligasi akan naik nilainya jika suku bunga turun dan saat suku bunga naik, nilai obligasi akan menjadi turun.
- Adanya risiko likuiditas ketika pembeli pasar saham cenderung mayoritas.
- Obligasi tidak mudah dijual di pasar sekunder.
Sehingga profil risiko obligasi berada pada tingkat moderat dan sesuai untuk investor yang menginginkan pendapatan tetap dengan risiko lebih terukur dibanding saham.
Profil Risiko: ★★★☆☆ atau 3/5.
- Reksa Dana
Kita masuk ke pasar Reksa Dana, variasi yang diberikan reksa dana menjadikannya salah satu wadah investasi yang dipilih oleh para calon investor maupun yang sudah berpengalaman. Perlu diketahui bahwa reksa dana merupakan instrumen investasi bukan objek pajak karena pajak tersebut sudah masuk ke dalam aset-aset di portofolio. Tak hanya itu saja return lain dari reksa dana, diantaranya ialah:
- Investor kini dapat memantau pergerakan pasar Reksa Dana dengan lebih mudah melalui berbagai aplikasi investasi. Salah satunya adalah PROFITS Anywhere, platform milik Phintraco Sekuritas yang memungkinkan pemantauan portofolio secara real-time kapan pun dan di mana pun.
- Memiliki penyedia layanan atau perantara yang akan mengelola modal investasi calon investor dengan profesional. Jadi investor pemula tidak perlu khawatir karena profesional akan membantu dalam mengkonsultasikan modalnya.
- Terdapat peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) karena kinerja aset-aset di dalam portofolio reksa dana meningkat.
- Dana investor disimpan di bank kustodian oleh manajer investasi sehingga meminimalkan risiko serta meningkatkan potensi keuntungan.
Namun tetap terdapat risk pada reksa dana, seperti:
- Penurunan kinerja aset-aset dalam portofolio yang terjadi sewaktu-waktu dan dapat mengakibatkan NAB menurun.
- Terjadinya wanprestasi dari aset yang dikelola manajer investasi (seperti obligasi atau surat utang) diakibatkan adanya default kupon maupun pokok.
- Terdapat redemption besar-besaran berupa penarikan dana secara bersamaan karena Manajer Investasi kesulitan menjual aset portofolio untuk mencairkan dana investor. Sehingga hal ini bisa menimbulkan risiko likuiditas.
Maka dapat dikatakan profil risiko investor reksa dana tergolong rendah dan cocok untuk investor pemula yang ingin hasil stabil tanpa harus memantau pasar secara intensif.
Profil Risiko: ★★☆☆☆ atau 2/5.
- Derivatif
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas pasar derivatif di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Bahkan berdasarkan penelitian di tahun 2025 tercatat bahwa hingga tanggal 30 April 2025, total transaksi di pasar derivatif mencapai Rp.1.050 triliun atau setara dengan 1,13 juta lot. Lonjakan ini menggambarkan meningkatnya minat investor terhadap instrumen yang nilainya bergantung pada aset acuan (underlying asset) seperti saham, obligasi, atau komoditas. Jadi, apa saja return dari produk investasi derivatif?
- Trading yang bersifat dua arah, di mana seorang investor berpengalaman akan memahami pasar ketika posisi Long atau Short. Sehingga diperlukan keahlian dalam menganalisis pergerakan pasar agar investor dapat mengambil untuk langkah membeli atau menjual instrumen sahamnya.
- Untuk berinvestasi di produk derivatif, investor cukup memberikan modal sebesar 10%.
- Dengan adanya leverage, investor bisa menghasilkan imbal balik bermodal kecil hasil dengan return besar.
- Dapat digunakan untuk melindungi nilai investasi, yang disebut dengan hedging.
- Return dapat direalisasikan dalam waktu singkat (T+1)
Namun, dibalik potensi keuntungannya, produk investasi derivatif memiliki kompleksitas dan potensi risiko yang lebih tinggi dibandingkan instrumen konvensional seperti reksa dana. Diakibatkan dengan tingginya profil risiko pada produk ini, maka risk yang dimiliki, di antaranya:
- Tidak adanya dividen karena investor membeli produk turunan dari saham, bukan membeli sahamnya langsung.
- Risiko likuiditas, di mana tidak akan selalu ada pembeli maupun penjual dalam waktu yang sama.
- Capital loss karena perhitungan analisis yang keliru sehingga mengakibatkan terjadinya hedging yang dapat merugikan.
- Terjadi margin call & forced liquidation jika ekspektasi pergerakan harga tidak sesuai sampai pada persentase tertentu. Sehingga posisi portofolio bisa ditutup paksa oleh pihak sekuritas.
Oleh karena itu, instrumen ini umumnya lebih sesuai bagi investor berpengalaman yang telah memahami mekanisme pasar serta mampu mengelola risiko fluktuasi yang tinggi. Sebab profil risiko produk investasi derivatif berada pada level sangat tinggi.
Profil Risiko: ★★★★★ atau 5/5.
Bila disimpulkan, maka masing-masing produk investasi memiliki potensi keuntungan dan risiko, berupa:
Itu dia beragam potensi keuntungan dan risiko dari masing-masing produk investasi. Mau tau informasi lainnya seputar saham dan produk investasi lainnya?
Kunjungi bagian Edukasi di website Phintraco Sekuritas.
Penulis: Riska Novi Cahyani
Editor: Salsabila Wardhani & Yundira Putri Rahmadianti