Profit taking masih berlanjut di Wall Street, IHSG diperkirakan sideways

04 Jan 2024
>Profit taking pada indeks-indeks Wall Street memasuki hari kedua di Rabu (3/1). >Belum adanya kepastian mengenai timeframe pemangkasan sukubunga acuan the Fed di 2024 menjadi akselerator dari aksi profit taking, terutama pada saham-saham teknologi. >Sejumlah perusahaan pelayaran mengumumkan untuk tetap menghindari jalur pelayaran Laut Merah. >Kondisi ini dikhawatirkan memicu kenaikan tarif pelayaran dalam jangka pendek. >Harga brent oil menguat 3.43% ke US$78.49/barel dan harga crude oil menguat 3.75% ke US$73.02/barel di Rabu (3/1). >IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7250-7300 di Kamis (4/1). >Peluang rebound pada harga saham-saham energi di Kamis (4/1) cukup besar. >Waspadai potensi profit taking pada saham-saham infrastruktur dan logistik. >Top picks (4/1) : SIDO, INKP, ULTJ, AGRO dan ARTO.
Baca Laporan

Wall Street alami profit taking, IHSG diperkirakan sideway

03 Jan 2024
>Nasdaq melemah 1.63%, diikuti S&p 500 yang melemah 0.57%, sementara DJIA ditutup flat (0.07%) di Selasa (2/1). >Pelemahan tersebut dinilai sebagai bentuk profit taking oleh pelaku pasar. >Mayoritas indeks utama di Eropa juga melemah di Selasa (2/1) merespon data indeks manufaktur Euro Area yang kurang memuaskan. >Iran dikabarkan menugaskan satu unit destroyer ke wilayah Laut Merah. >Keputusan Tiongkok untuk kembali menerapkan bea impor batubara asal beberapa negara mengindikasikan kemampuan Tiongkok memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri. >IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7250-7300 di Rabu (3/1). >Indeks manufaktur Indonesia naik ke 52.2 di Desember dari 51.7 di November 2023. >Inflasi inti Indonesia relatif stabil di 1.8% yoy. Kondisi ini menjadi indikator awal solidnya konsumsi masyarakat sampai dengan akhir 2023.
Baca Laporan

IHSG ditutup menguat 6.16% ytd di 2023

02 Jan 2024
>Nasdaq memimpin penguatan mayoritas indeks di Wall Street dengan mencatatkan penguatan sebesar 43.4% ytd, diikuti S&P 500 sebesar 24.2% ytd dan DJIA sebesar 13.7%. >DAX menguat hampir 20% ytd, diikuti CAC40 (16.4% ytd) dan FTSE 100 (3.64% ytd). >HSI melemah 14% ytd, ementara CSI 400 (Tiongkok) melemah 11.8% ytd di 2023. >Nikkei 225 menguat 28% ytd, KOSPI menguat 17.7% ytd dan ASX 200 menguat 7.84% ytd di tahun 2023. >IHSG ditutup menguat 6.16% ytd di 2023. >Rally terjadi di akhir November 2023 hingga Desember 2023. >Kondisi ini salah satunya dipicu oleh keputusan BI untuk menahan sukubunga acuan di November dan Desember 2023. >Potensi January effect untuk melanjutkan window dressing di dua bulan terakhir 2023 berpotensi menopang rally IHSG di awal tahun ini.
Baca Laporan

IHSG diperkirakan akan konsolidasi di pivot level 7250 di Kamis (28/12)

28 Des 2023
>Indeks-indeks Wall Street kembali ditutup menguat di Rabu (27/12). >Data terbaru dari ekonomi AS membangun ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan sukubunga acuan pada Q1-2024. >CME Fedwatch Tool menunjukkan probabilitas pemangkasan The Fed Rate sebesar 71.3% pada FOMC Maret 2024. >Indeks-indeks di Eropa ditutup menguat di Rabu (27/12). Penguatan ini menyusul penguatan bursa-bursa di Wall Street, dimana S&P 500 semakin mendekati level tertingginya. >IHSG diperkirakan akan konsolidasi di pivot level 7250 di Kamis (28/12). >Dari regional, Investor merespon data China Industrial Profits yang melambat 4.4% yoy di November 2023, membaik dari penurunan 7.8% yoy di Oktober 2023. >Hari perdagangan yang lebih singkat pada pekan ini, menyusul libur pergantian tahun, turut mempengaruhi sikap hati-hati pelaku pasar. >Pelaku pasar dapat memperhatikan saham-saham dengan peluang rebound dan rebound lanjutan seperti HRUM, EMTK, CMRY, SMDR, TINS dan ANTM.
Baca Laporan

IHSG berpotensi uji pivot 7250 pada perdagangan Rabu (27/12)

28 Des 2023
>Indeks-indeks Wall Street lanjutkan bullish trend di Selasa (26/12). >Investor merspon positif data terbaru yang menunjukkan inflasi semakin mendekati target 2% Federal Reserve. >US Personal Consumption Expenditure (PCE) sebesar 3.2% yoy turun (-0.1% mom) di November 2023. >US 10-year Treasury Yield kembali turun ke 3.89% di Selasa (26/12). >IHSG berpotensi uji pivot 7250 pada perdagangan Rabu (27/12) >Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan tumbuh 4.7% yoy - 5.5% yoy. >Belanja pemerintah juga berpotensi meningkat seiring dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). >Kinerja investasi berpotensi meningkat sejalan dengan kepercayaan investor terhadap fundamental perekonomian domestik. >Top picks di Rabu (27/12) adalah BFIN, BBNI, ELSA, INCO, SCMA, SMGR dan TLKM.
Baca Laporan

IHSG berpeluang kembali uji resistance ke 7230-7250

22 Des 2023
>Rally indeks-indeks Wall Street berakhir di Rabu (20/12). >Pelemahan ini relatif normal jika mempertimbangkan rally penguatan selama sembilan hari yang dicatatkan oleh DJIA dan Nasdaq. >U.S. CB Consumer Confidence naik signifikan ke 110.7 di Desember 2023 dari 101 di November 2023. >Inggris mencatatkan penurunan inflasi ke 3.9% yoy di November 2023 dari 4.6% yoy di Oktober 2023. >Harga brent oil terkoreksi 0.10% ke US$79.15/barel, sementara harga crude oil terkoreksi 0.22% ke US$73.77/barel di Rabu (20/12). >IHSG rawan konsolidasi pada kisaran level 7200 pada perdagangan Kamis (21/12). >Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) untuk memutuskan kebijakan moneter dalam negeri (21/12). >Top picks (21/12) : INDY, SMGR, JPFA, INTP, MTEL, UNTR, dan ITMG.
Baca Laporan

IHSG rawan konsolidasi pada kisaran level 7200

22 Des 2023
>Indeks-indeks Wall Street lanjutkan bullish di Kamis (21/12). >Pertumbuhan ekonomi AS naik ke 4.9% qoq di Q3-2023 dari 2.1% qoq di Q2-2023. >Data-data ekonomi terbaru yang didukung dengan petunjuk pemangkasan sukubunga acuan hingga tiga kali di 2024 membangun keyakinan terhadap peluang soft-landing. >Harga minyak kembali terkoreksi menyusul keraguan pasar terhadap komitmen pemangkasan volume produksi oleh OPEC+. >IHSG berpeluang kembali uji resistance ke 7230-7250 di akhir pekan ini (22/12). >BI memutuskan untuk kembali mempertahankan sukubunga acuan pada level 6%. >Keputusan ini sesuai ekspektasi pasaR, sehingga tidak terjadi euforia berlebihan pada saham-saham di rate-sensitive sectors. >Peningkatan risiko keamanan di jalur pelayaran Laut Merah memicu spekulasi peningkatan demand terhadap komoditas energi dari wilayah yang jauh dari wilayah konflik. >Top picks (22/12) : SMDR, BBNI, ISAT, PWON, TBIG, TINS, dan BMTR.
Baca Laporan